Chereads / LOVE IS SUCK / Chapter 1 - My Story

LOVE IS SUCK

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉlelevil_lelesan
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 18.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - My Story

LOVE IS SUCK!

"Hmm.. sepertinya judulnya cukup bagus." begitu batinku.

"Hai perkenalkan aku Citra Birawa dari keluarga Birawa tentunya. Siapa tuh? Ya bisa dibilang aku salah satu keturunan konglomerat kaya dari Indonesia. Bukan sombong sih tapi bisa disetarakan dengan keluarga Bakrie dan Cendana mungkin. Hehe.." tulisku sambil nyengir kuda.

"Aku cuma ingin berbagi cerita tentang kisah hidupku sebelum seperti sekarang. Banyak orang bilang jadi orang kaya itu enak. Ingin rasanya aku bilang "mbahmu salto!" hahaha yaa gini deh. Aku tuh kalo ngomong gak berfilter. Tapi aku menjadi seperti ini juga karena pengalaman hidupku. Yup, hidupku cukup rumit kala itu. Jatuh bangun tapi dari semua duka yang kualami aku mendapatkan pelajaran berharga dari hidupku. Apakah itu?" tulisku lagi di laptop merah muda kesayanganku.

"Aku mendapatkan banyak teman, banyak pengalaman pekerjaan, aku mengenal berbagai watak seseorang meskipun aku juga banyak kehilangan." tulisku tiba-tiba sedih mengingat masa-masa kelam itu.

"Masih teringat jelas ucapan sahabatku Hesti,"Jadi cewek itu jangan lemah! Nangis bukan berarti cengeng tapi untuk menjadi lebih kuat! Mau sampai kapan kamu nangis dan diem aja dihina seperti itu? Seumur hidupmu? Mana harga dirimu?!" ucapnya lantang saat itu yang langsung membuyarkan lamunanku. Bahkan aku masih deg-degan jika mengingatnya," begitulah tulisku.

"Saat itu aku menangis sesenggukan di pinggir jalan setelah dihina habis-habisan oleh sepupuku sendiri, hingga orang-orang melihatku dan berbisik membicarakanku. Hanya Hesti yang masih berdiri disampingku dan membelaku." tulisku sembari menghembusan nafas panjang.

"Ku kepalkan tanganku saat itu, kubulatkan tekad dan aku berdiri tegak dihadapan Hesti. Ku katakan padanya "Takkan kubiarkan siapapun merendahkanku, mencemoohku, menghinaku! Aku dilahirkan tidak untuk ditindas. Akan kubuktikan pada mereka semua bahwa aku bisa berdiri dengan kakiku sendiri. Akan kubuat mereka mengakuiku dan meminta maaf padaku. Aku tak butuh nama besar Birawa dan semua kekayaannya. Akan kuperkaya diriku sendiri dengan kemampuanku." ucapku lantang saat itu." tulisku lagi.

Tiba-tiba seseorang muncul tak mengetuk pintu ruang kerjaku. Ternyata ia suamiku. Dia menghampiriku dan mengecup lembut keningku dengan senyum menawannya. Giginya yang putih dan rapi selalu membuatku terpesona, ingin rasanya aku menjadi sabut sikat giginya. Eloh. Hahahaha malah terdengar menjijikkan. Ya itulah aku. Spontan.

"Kau sedang apa sayang?" tanyanya sembari mengintip tulisanku di layar laptop.

"Oh.. kau sedang menuliskan kisah hidupmu ya? Wah.. sepertinya akan seru." ucapnya sambil melirikku.

"Kau meledekku ya?" jawabku kesal.

Bukannya menjawab pertanyaanku malah dia mengecup keningku dan membuat hatiku yang gampang marah ini langsung lumer seperti cokelat, manis dan pekat. Aku pun meliriknya dan tersenyum semanis mungkin. Entah manis apa tidak itu urusan nanti.

"Baiklah, aku tak akan mengganggumu. Jika nanti sudah selesai, aku mau membacanya ya." ucapnya mulai berdiri tegap dan memasukkan kedua tangan disaku celananya.

"Masih lama sayang." jawabku sebal eh dia malah tertawa.

"Aku akan setia menunggumu. Seperti kamu yang dulu begitu setia menungguku." ucapnya sambil nyengir bermaksud meledekku.

"Apaan coba.. ucapannya berhasil membuatku bersemu merah seperti tomat yang hampir busuk, benyek." batinku.

"Aku ada di ruang baca jika kau mencariku. Love you sweet heart." ucapnya sembari pergi dan meninggalkan senyum menawannya dalam penglihatanku.

Aku tak mau menjawabnya. Dia pun menutup pintunya dan kembali aku sendirian lagi dengan laptop merah muda kesayanganku. Tulisanku terputus karena lelaki tampan yang menggangguku tadi adalah suamiku. Aku sekarang berumur 25 tahun. Dia bernama Harry Morgan. Dia orang blasteran Inggris-Amerika-Indonesia. Sikapnya yang manis ini tidak seperti dulu saat aku mengejarnya. Dingin, tak berperasaan, acuh bahkan membenciku.

Tapi Tuhan begitu sayang padaku. Ia meluluhkan hati Harry untukku. Tak kusangka akhirnya penantianku akan dirinya selama 15 tahun terjawab sudah. Aku menikah dengannya dan aku sedang hamil anak pertama kami. Kehamilanku sudah berumur 2 bulan dan pernikahan kami baru berjalan selama 2 tahun tapi aku sangat bersyukur karenanya.

Tak hentinya ingin aku mengatakan, "Terima kasih Tuhan.. kau mempertemukanku dengannya dan membuatnya bisa melihat dan merasakan betapa aku sangat mencintainya."