"Yeonn Ha... Lee Yeon Ha.. apakah kau menaruh lem setan di matamu atau kau telah meninggalkan telingamu dimimpimu?" teriak Nyonya Kim membangunkan putrinya yang memiliki kebiasaan susah bangun. Nyonya Kim masuk kekamar putrinya dan memukul bokong putrinya agar terbangun. "Yeon, Ibu rasa kamu akan ketinggalan kelas pagi ini" ucap ibunya lagi sambil menggoyang-goyang kan tubuh Yeon.
"Ibu...bisakah aku tidur sepuluh menit lagi?" rengek Yeon.
"kamu bisa tidur dua jam lagi sampai kelas pagimu selesai, dan ibu rasa kau bisa mengikuti kelas siang saja"
"ini jam berapa ibu?"
"kau bisa bangun dan melihatnya sendiri" Nyonya Kim bergegas dan membereskan kamar putrinya.
Yeon bangun dan melihat jam dinding dikamarnya "haaahh ibuuuuu kenapa tidak membangunkanku dari tadi? aku rasa kasih sayangmu telah berkurang padaku" ucap Yeon sambil beranjak dari tempat tidurnya dan berlari kekamar mandi.
"sarapan dulu, pagi ini ibu akan mengantarmu kekampus" ucap Nyonya Kim yang sudah menyiapkan sarapan di meja makan.
"ibu aku bisa menyelesaikannya sendiri, aku sudah dewasa." jawab Yeon sambil memakan sarapannya. "apakah ayah berangkat pagi sekali?" tanya Yeon lagi.
"Iya, ada pesanan yang harus dikirim keluar negeri pagi ini, jadi dia buru-buru, cepat habiskan sarapanmu kita harus cepat"
"baik lah, ayo kita pergi" Yeon menghabiskan susunya. Mereka berangkat bersama.
Sesampainya di kampus, ibu Yeon memarkirkan mobilnya dan mereka menuju ruangan admin untuk membayar uang kuliah Yeon.
Setelah membayar uang kuliah Yeon mengantar ibunya keparkiran.
"ibu apakah ibu mau menungguku sampai selesai kelas?" tanya Yeon manja.
"Tidak Nyonya Lee, aku harus membantu suamiku di toko." jawab ibunya sombong.
"Kau tidak boleh sombong Nyonya Kim, kau harus mengerti bahwa putrimu tidak memiliki seorang kekasih"
"biar kutambahkan Nyonya Lee, kau bahkan belum pernah memiliki kekasih hahah" ledek ibunya.
"baiklah ibu, tunggu saja aku akan menemukan kekasih yang lebih baik dari suamimu." jawab Yeon tidak mau kalah.
"baiklah akan ku tunggu kabar baiknya, jika kau tidak menemukannya juga sampai akhir semester ini, ibu rasa ibu harus mengatur kencan buta untukmu"
"baiklah aku terima tantanganmu nyonya Kim." jawab Yeon dengan pasti.
"ibu akan menunggumu dirumah, jika kelasmu cepat selesai datang lah ketoko."
"baik Nyonya Kim.... ibu harus berhati-hati menyetir." Setelah mobil ibu Yeon berlalu, Yeon berlari menuju kelasnya.
"Awww.. " Yeon menabrak seseorang dan terjatuh.
"Aku minta maaf, aku tidak memperhatikan jalan. aku terburu-buru" ucap laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Yeon berdiri.
"oh tidak apa-apa, aku juga terburu-buru dan tidak melihat jalan, maafkan aku" Yeon meraih tangan laki-laki itu dan berdiri. "aku harus pergi, terima kasih dan maafkan aku" ucap Yeon sambil menunduk dan langsung pergi.
"yaa,, kau harus berhati-hati..." ucap lelaki itu setengah berteriak.
***
"Yeon siapa lelaki tadi?" tanya Hyunee yang ternyata melihat Yeon berbicara denga lelaki yang ditabraknya tadi. "aku lihat dia tampan, dan aku yakin dia tidak akan menyukaimu karena kamu bukanlah tipenya hahahah" sambung Hyunee mengejek Yeon.
"kau melihatku atau lelaki itu? aku bahkan tidak melihat wajahnya." jawab Yeon.
"ya aku melihatmu dan dia, karna dia tampan aku lebih fokus padanya."
"wahh... aku bahkan tidak memperhatikan wajahnya"
"kau harus melatih sensitifitas mu terhadap kaum adam Lee YeonHa"
"Aku rasa juga seperti itu, jika aku tau dia setampan yang kau katakan, aku akan pura-pura kesakitan dan meminta dia menggendongku"
"ya, lain kali kau harus melakukannya dengan baik."
"Ya harus, tapi..." omongan Yeon terhenti karena dosen telah masuk ruangan.
"tapi apa?" tanya Hyunee penasaran.
"kita belajar dulu, aku akan mengatakannya nanti"
"baiklah selamat belajar" ucap Hyunee mengakhiri pembicaraan mereka.
"Yeonn..." panggil hyune berbisik kepda Yeon yang sedang mengeluarkan buku pelajaran dari tasnya.
"kenapa? kau butuh sesuatu?" tanya Yeon penuh kesabaran. karena Yeon tipe orang yang tidak senang diajak bicara lagi jika dosen sudah diruangan.
"Aku rasa aku pernah melihat dosen itu"
"dimana kamu melihatnya? didalam drama?"
"tidak,, aku yakin aku baru melihatnya..." Hyune berusaha mengingat.
"aku rasa kau baru saja teringat dengan dramamu" ucap Yeon, "tapi aku rasa aku pernah melihatnya sekilas" sambungnya lagi.
mereka saling bertatapan dan berkata dengan berbisik "yupp, dia lelaki yang tadi" bisik mereka bersamaan dan tersenyum.
"Apakah saya harus ikut berbisik-bisik dan tersenyum dengan kalian?" tanya dosen tersebut dengan tiba-tiba.
Yeon dan Hyune tersadar merekalah yg dimaksud dosen tersebut. Dengan kepolosan mereka, mereka menjawab serentak "bapak hanya terlalu tampan untuk bergabung dengan kami." semua siswa tertawa dan dosen pun menggelengkan kepalanya.
Dia tau kalau Yeon adalah gadis yang menabraknya tadi. Tapi dia tidak berniat mengingatkannya, karena dia tau itu tidak sengaja.
Dengan sikap tegas dan berwibawa dia memperkenalkan dirinya. "Selamat pagi, perkenalkan nama saya David, Kim David, kalian bisa memanggil saya Dave. Saya adalah Dosen baru kalian untuk mata kuliah ini, karena dosen sebelumnya sedang cuti, jadi saya harap kita menjadi rekan yang baik."
Semua mahasiswa menjawab setuju, mahasiswi banyak yg berbisik-bisik karena Dave muda dan tampan.
Seorang mahasiswi bertanya "sir, apakah status anda?"
"saya rasa saya akan segera memiliki seorang kekasih" jawab Dave sambil tersenyum. "baiklah mari kita mulai kelasnya..."
Tiga jam kemudia kelas selesai, setelah Dave keluar ruangan, suasana jadi riuh. "aku ingin mata kuliah ini 24jam" ucap Hyunee sambil menatap kearah pintu.
"walapun Sir Dave tampan aku tidak ingin 24 jam belajar denganya, aku harus belajar yang lain dan mencari kekasih juga" jawab Yeon dengan polos.
"baiklah... mari mencari kekasih dikantin" ucap Hyunee.
Mereka berdua bergegas menuju kantin, dan tiba-tiba saja "Heyyy kauu... Kembalikan..." teriak Yeon kepada lelaki yang mengambil uang kuliahnya. teriakannya mebuat orang yg ada disepanajang koridor menuju kantin melihat kearahnya. Termasuk Lelaki yang ia teriaki. "iya.. kau, kau harus kembalikan uangku." ucap Yeon masih dengan nada berteriak dan menunujuk kearah lelaki itu dan menghampirinya.
Lelaki tersebut kebingungan dan bertanya "apakah yang kau maksud aku?" Dan seketika dia teringat bahwa gadis itu adlaah gadis bersepeda yang ceroboh.
"Iya kau, setelah ku rundingkan dengan sahabatku, ibu dan ayahku, aku memang bersalah tetapi aku tidak perlu membayarmu" jelas Yeon.
"oh, ternyata kau.. aku tidak meminta kau membayarku, kau dengan suka rela memberikan uangmu" jawab lelaki itu dengan wajah seperti mengingat sesuatu.
"ya, tidak seharusnya kau menerimanya, dan sekarang kau berkeliaran dikampusku..." jawab Yeon tidak mau kalah. Para mahasiswa yang menyaksikanya heran dan banyak yang berniat menghentikannya karena mereka tau lelaki itu adalah pemilik universitas itu.
Tetapi lelaki itu mengangkat tangan dan mengisyaratkan kepada para mahasiswa tersebut untuk tetap diam dan tidak mengatakan apapun. Mereka menurut dan tetap diam.
"jadi sekarang apa yang kau inginkan? aku tidak punya waktu banyak" tanya lelaki itu.
"aku hanya ingin kau kembalikan uangku" jawab Yeon.
"aku hanya ingin kau meminta maaf padaku." jawab lelaki itu mengikuti gaya bicara Yeon.
"baiklah, aku akan meminta maaf, Tuan Aku meminta maaf karena telah menabrakmu, aku sungguh menyesal." ucap Yeon sambil menunduk. Yang ada dipikirannya sekarang adalah uangnya kembali. memikirkannya saja sudah membuatnya bahagia.
Lelaki itu kaget, dia tidak menyangka gadis keras kepala itu meminta maaf dengan cepat didepan semua orang. Dalam benaknya 'ini tidak akan seru, aku ingin bermain-main sedikit', kemudian jawabnya dengan wajah yang dibuat sedemikian polos "Maafkan aku nyonya kecil,, ehmm maksudku nyonya muda, aku telah menggunakan uangnya dan aku tidak akan bisa mengembalikannya" dalam hatinya dia tertawa melihat ekspresi Yeon yang berusaha menahan amarahnya.
dalam benak Yeon berkata, 'bagaimana mungkin uangku lenyap, seingatku dia memiliki mobil mewah' raut wajahnya sedih dan mulai kesal, "apa kau berusaha menipu dengan mobil yang kemarin? sejujurnya aku sudah tau kau pasti hanya seoarang supir" teriak Yeon.
Semua orang yang menyaksikan kaget dengan kebranian Yeon, dia tidak tau supir yang dia sebutkan adalah pemilik universitas tempatnya kuliah.
***
Bersambung