Chereads / Alyandra Academy / Chapter 5 - 4. Persiapan Menyambut Turnamen

Chapter 5 - 4. Persiapan Menyambut Turnamen

Keesokan harinya, peristiwa tentang adanya penyusup menyebar dengan cepat seperti api, hampir semua orang sudah mendengar dan mendiskusikan hal tersebut.

"Hazard, kamu kemarin ada dilokasikan? bagaimana? apa kau tau motif penyusup itu?" Sekar yang sedang memakan spaghetti miliknya bertanya dengan antusias.

Hazard yang ditanya hanya mendengus kasar, dia benar benar bosan dengan pertanyaan pertanyaan semacam itu, sejak kemarin dia sudah terlalu banyak menjawab pertanyaan sejenis," tanya Alin aja," setelah mengatakan itu Hazard yang sudah bersiap pergi tangannya ditahan oleh Alin dan dipaksa duduk kembali.

Melihat situasi yang tegang Vino yang tidak tahan berusaha mencari topik yang bisa membuat suasana tegang diantara mereka mereda, hingga akhirnya ia mengingat sesuatu," Hey kalian, tau kalo sebentar lagi ada turnamen tahunan? bagaimana kalo kita mendaftar?"

Mendengar Vino semua orang terdiam sesaat, karena perihal penyusup kemarin mereka melupakan tentang turnamen tahunan ini, "Kita harus mendaftar! cepat!" Saat mereka mulai ingat Hazard langsung bangun diikuti yang lain berlari menuju aula untuk mengikuti pendaftaran turnamen tahunan.

Saat mencapai aula bagaimanapun mereka tertegun, antrian disini terlalu panjang!

Yang dilihat mereka adalah antrian yang amat panjang yang diikuti oleh semua tingkatan mulai tingkatan satu sampai lima dan semua kelas!

"Jadi, sekarang bagaimana?" Setelah tersadar dari keterkejutannya Leon berinisiatif untuk bertanya, yang dia sesali.

"Tentu saja ambil antrian!" Alin langsung dengan cepat merespon dan masuk dalam antrian.

"Ini akan lama," Hazard bergumam sambil menghela nafas panjang.

***

Setelah selesai dengan sesi pendaftaran Hazard dan teman temannya kembali ke kantin dengan ekspresi lelah, ya kecuali Alin dan Inen yang tetap dengan ekspresi ceria.

"Sekarang bagaimana? kudengar tahap pertama akan menjadi pertarungan team, apakah kita dibolehkan membentuk team sendiri?" Leon yang sudah mulai pulih bertanya sambil terus meminum Lemon tea miliknya.

"Seharusnya tidak begitu, menurut pemahamanku akademi akan membentuk team acak terlepas dari kelas dan tingkatan, jadi ini pasti sulit," Inen yang mendengar pertanyaan Leon menjawab dengan ekspresi rumit diwajahnya.

"Ya aku sangat setuju ini pasti akan sangat sulit," Hazard menambahkan sambil menghela nafas.

Hari hari berlalu seperti biasa sejak waktu itu, karena pengumuman team dan lawan masih akan diumumkan seminggu lagi, Hazard memanfaatkan waktu itu untuk berlatih dengan teknik bertarungnya yang dia anggap terlalu lemah sejak dia bertarung dengan Rain.

Di siang hari yang panas, keringat Hazard terlihat bercucuran membuat basah baju seragam hitamnya, selain itu rambut hitam kemerahannya juga terlihat sangat berantakan.

Karena terlalu lelah dalam berlatih Hazard menjatuhkan diri ke rerumputan, sesaat ingin memejamkan matanya, hingga merasakan hangat ditangannya, Hazard menoleh ia bisa melihat Alin dengan gaun putihnya yang terlihat cantik ada di sebelahnya menggenggam tangannya.

"Hey," Hazard menyapa dan tersenyum lembut melihat Alin.

Alin yang mendengarnya merespon dengan lembut sambil melihat langit," Kamu berlatih terlalu keras," Kali ini Alin beralih ke Hazard pandangannya menunjukkan kekhawatiran.

Melihat hal itu Hazard merasakan kehangatan didalam hatinya, Hazard langsung bangun untuk duduk sambil tersenyum," Tidak ini tidak seberapa,"Hazard tertawa sambil mengacak-acak rambut Alin dengan lembut.

"Ish, Hazard!" Alin yang melihat rambutnya diacak-acak memukul Hazard dengan lembut di dadanya dan tersenyum.

***

Di hutan yang sepi tanpa ada yang memperhatikan, seorang wanita dengan pakaian yang sangat terbuka dan menggoda sedang memerintahkan banyak orang berjubah hitam.

"Hay kau! cepat taruh evil stone di altar!" wanita itu berteriak sambil terus melihat sekeliling.

"kapan ini akan selesai?" Wanita itu bertanya dengan nada genit, tapi walaupun begitu tidak ada yang berani mendekatinya.

"sekitar tiga sampai empat bulan lagi nona," jawab seorang pria disampingnya dengan nada datar.

Mendengarnya wanita itu tiba tiba cemberut sambil bergumam,"Tuan Lux tidak akan senang ini."

***

Seminggu telah berlalu sejak sesi pendaftaran saat ini banyak orang sedang berada di aula untuk melihat siapa yang akan menjadi teman dan musuh mereka di tahapan pertama turnamen yang akan diadakan lima hari kedepan.

Hazard juga saat ini sedang berjalan kearah aula dengan suasana hati yang sangat baik dia benar benar senang akhir akhir ini, dia merasa semakin dekat dengan Alin dan ia sangat senang akan hal itu.

Saat sampai di depan papan pengumuman ia mulai membaca urutan team, saat melihat namanya ekspresi nya mulai berubah yang tadinya bahagia menjadi ekspresi yang sangat kesal.

'Dari sekian banyak orang, kenapa aku harus sekelompok dengan orang itu!' Pikir Hazard saat melihat papan pengumuman dibarisan teamnya ada nama Rain yang ia benar benar tidak ingin lihat diantara daftar orang yang berada di dalam satu team dengannya.

Apalagi setelah melihat nama lawannya Hazard menjadi sedikit putus asa, lawannya ada di tingkatan lebih tinggi dan lagi mereka terlihat hebat, hal itu membuat Hazard agak frustrasi memikirkannya.

Team 53                  

1. Fatma Natja V.

2. Hazard Berneque Y.

3. Rain Yur Te'rama

VS

Team 29

1. Zarse Femenquin

2. Reint Vermillion

3. Yoga Saise

Team 105

1. Gesa Neo Femenquin

2. Alina Indah Kurnia

3. Malvin Celestial Yandra

VS

Team 46

1. Ilham Gio Arendra

2. Melody Chutney

3. Xelenia

Team 7

1. Melisa Rima Junia

2. Leon Hiro Johnson

3. Viqsi Zee Theodore

VS

Team 187

1. Vino Gio Arendra

2. Rase Nores For Femenquin

3. Rufqi Zires Lemaine

Team 10

1. Jeffrey Arian Yandra

2. Inen Ris kusuma

3. Sherlyana Azalya Darion

VS

Team 23

1. Maggie De La Barthe

2. Rafael Rian Kusuma

3. Sherry Elmira Femenquin

Team 99

1. Natasha Pavricenkova

2. Inge Victoria Zantra

3. Sekar Putri Juna

VS

Team 20

1. Geren

2. Archim Leo Redmund

3. Lawn Arc Leonidas

Setelah melihat itu Hazard menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk pergi ke kantin dan mengisi perutnya yang kelaparan.

Disaat berjalan menuju kantin dan bersenandung kecil, Karena saking asiknya dengan dunianya sendiri, Hazard tidak menyadari jika ada yang berlari kearahnya, hingga akhirnya mereka bertabrakan,"Eh, kamu tidak apa apa kan?" melihat ada yang jatuh karena dirinya Hazard tidak bisa tidak panik memikirkannya dan berinisiatif membantunya berdiri.

Setelah gadis itu berdiri Hazard baru bisa melihatnya wajahnya yang terlihat imut,"makasih," ucap gadis itu saat sudah berdiri dan berniat meninggalkan Hazard.

"Aku Hazard," sebelum gadis itu pergi Hazard mengucapkan namanya, gadis itu yang mendengarnya hanya merespon dengan anggukan dan,"Inge."

'Gadis yang imut!' pikir Hazard, tapi entah mengapa saat ia berpikir begitu ia merasakan merinding seakan kematian akan mendatanginya.

Dan masih di dalam perasaan merinding Hazard melanjutkan perjalanannya menuju ke kantin dengan langkah waspada.