Sore pun kini sudah tiba. Kadataangan Cherrysha memang membuat Mommy Kisya senang. Mereka kini masih asik bersenda gurau. Hanya Vano dan Zio saja yang masih terdiam. Mereka berdua diam seribu bahasa. Bagaikan patung yang tanpa rasa.
Brugh. Tiba-tiba saja sebuah suara pintu terbuka terdengar begitu keras.
"Mom ... kakak cape," rengek seorang gadis cantik dengan wajah yang lelah dan kusut.
"Kakak, Sayang. Ya ampun kasian sekali anak Mommy." Mommy kisya berdiri dan langsung menghampiri sang putri kesayangannya.
Kezia adalah putri kedua Daddy Jino dan Mommy Kisya. Dan sekarang sudah menjadi seorang Dokter umum di sebuah Rumah sakit' yang berada di pusat kota.
"Cape sekali ya, Sayang?" tanya Daddy Jino dengan senyuman manisnya.
"Iyaa Daddy," rengek Zia sambil memeluk sang Daddy-nya dengan manja.
"Anak Daddy kasian, sini bobo di pangkuan Daddy," ajak Jino. Lalu Kezia pun tersenyum dan langsung menidurkan kepadanya di paha sang Daddy.
"Zia mau bobo dulu ya Daddy, lelah banget rasanya, kaya mau mati," rengek Kezia manja.
"Mati, jangan sembarangan kalau bicara." Daddy mengelus lembut rambut putri kesayangannya. Gadis berusia 24 tahun itu sangat cantik walau wajahnya begitu pucat dan kelelahan.
"Kakak mau Zio buatkan jus? Seru si bungsu dengan senyuman manisnya.
"Jeruk ya," ujar Kezia dengan lemah dan terus menutup matanya.
"Ok kak," kata Zio sambil berjalan menuju ke dapur. Pria yang selalu mengalahkan banyak perempuan kini terlihat begitu kalah dan sangat menyayangi sang kakak.
Sesampainya Zio di dapur. Dengan cekatan membuatkan jus jeruk untuk sang kakak.
"Lagi apa, Sayang?" tanya Mommy Kisya dengan senyuman manisnya.
"Jus jeruk Mom," seru Zio.
"Yasudah, buatkan dua ya. Kasian kakak iparmu Cerry juga pasti ingin yang segar-segar," kata Mommy Kikis dengan perlahan.
"Ok," jawab Zio dengan pelan.
Lalu Mommy Kisya pun masuk ke dalam sambil membawakan camilan untuk putri cantiknya.
Zio masih sibuk menuangkan Jus jeruk ke gelas. Lalu membawanya ke dalam.
"Ini kak," seru Zio menyerahkan jus jeruk itu kepada kakak kesayangannya.
"Thanks boy." Kezia mengambil gelas tersebut dan meneguk semua jus itu dengan sangat cepat.
"Kak Cerry, ini jus jeruknya." Zio berkata dengan perlahan.
"Makasi ya Sayang." Clarisha tersenyum manis kepada Zio. Zio menatap Cerry dengan kening yang mengerut.
"Semenjak kapan kakak pakai anting seperti itu?" Zio berkata dengan penuh tanda tanya.
"Ah, tadi kakak sibuk untuk cari anting yang agak besar, jadi kakak pasang anting yang simpel saja," balas Clarisha.
Jantung wanita itu berdegup dengan begitu kencang. Karena takut ketahuan oleh Zio. Clarisha segera meminum jus jeruknya dan sambil berpura-pura cuek. Padahal dia sangat cemas dramanya ketauan.
Dia menyadari ada yang aneh dengan gerak-gerik sang kakak ipar, pasalnya Zio tahu dengan jelas bahwa Cherrysha sangat menyukai anting yang lebih besar.
"Apa ini tidak seperti kak Cerry, apakah aku salah?" lirih Zio di dasar hatinya sambil terus melihat Clarisha yang sedang meneguk minumannya.
Dia sama sekali tidak tahu kalau memang wanita yang ada dihadapannya itu adalah Clarisha bukan Cherrysha.
"Zia, memangnya di Rumah Sakit pasiennya begitu banyak dan Dokternya sedikit ya, kamu sampai kelelahan seperti ini?" tanya Mama Kisya kepada putri kesayangannya.
"Dokter banyak Momny, tapi pasien lebih banyak daripada itu. Jadi kami sangat kelelahan apalagi dia kan anak bawang, Zia di sana paling Junior, jadi semua Dokter senior terus memerintah Zia di sana," lirih Kezia kepada sang Mommy.
"Haruskah Daddy membuatkanmu Rumah Sakit supaya orang-orang tidak memerintahmu sembarangan, Dad sangat tidak senang melihat anak Daddy diperlakukan seperti itu," ungkap Daddy Jino kepada sang putri.
"Terima kasih banyak Dad, suatu saat Kezia memang ingin memiliki Rumah Sakit sendiri, tapi untuk sementara Kezia akan bertahan di Rumah Sakit itu. Zia harus membangun semuanya dari nol berjuang dan berdiri diatas kaki Kezia sendiri, tanpa bantuan Daddy, kalau memang Kezia sudah sangat lelah maka kezia tinggal bilang sama Daddy, betulkan." Daddy Jino pun senyum lalu memeluk sang buah hati dengan penuh kasih sayang.
"Baiklah Sayang, apapun pilihan kamu, Daddy sama Mommy pasti akan selalu mendukungmu, Sayang," kata Mommy Kisya dengan senyuman manisnya.
"Abang sama kak Cerry kapan menikah?" Kezia menatap kedua orang yang kini sedang duduk berdampingaan.
"Aku ingin secepatnya, tapi gimana Cerry saja," kata Vano sambil menggenggam tangan Clarisha dengan kemesraan.
"Emh ... kalau itu sih, kakak harus bicarakan dulu dengan mami papi kakak, terus kakak juga masih sibuk shooting, jadi ...." ucapan Clarisha terhenti.
"Jadi kami belum bisa memutuskan kapan kami menikah, iya kan Sayang." Vano mengecup punggung tangan Clarisha dengan lembut dan Clara hanya tersipu malu.
Zio sendiri hanya terdiam. Melihat kemesraan sang kakak dan kakak iparnya dia merasa sesak. Dulu Zio memang Sangat mencintai Cherysha. Tetapi kini semakin usianya bertambah besar, dia yakin bahwa perbuatannya itu salah. Dia tidak mau melayani Cherry lagi.
"Abang terlihat sangat mencintai kak Cherrysha," lirih Zio dalam hatinya. Pria itu benar-benar tidak habis pikit Cerry bisa bermain drama sehebat itu. Di hadapan Abang Vano, Cerry terlihat seperti wanita alim. Tetapi tatkala hanya berdua dengan Zio. Maka Cerry akan berubah 180 derajat, berubah binal.
Bahkan Cerry sudah beberapa kali merayu Zio dengan melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan, dan membuat Zio tergoda oleh kemolekan tuhuh wanita cantii itu. Beruntunglah Zio tidak pernah menyentuh Cerry sama sekali. Zio berkata kepada Cerry andai Cerry bisa memutuskan pertunangannya dengan abang Vano. Maka Zio bersedia untuk menikah dengan Cherrysha.
Sayangnga Cerry terlalu serakah. Wanita itu ingin keduanya. Dia ingin Vano dan juga Zio dalam waktu bersamaan. Karena itulah Zio memutuskan untuk menghindar dari sang kakak ipar yang selalu menggodanya.
"Cerry, Vano. Padahal Mommy sudah tidak sabar ingin menimang cucu," kata Mommy Kisya memecahkan khayalan Zio.
"Emh sabar saja ya Mom, saat itu pasti akan segera tiba," kata vano dengan senyuman manisnya.
"Jangan di tunda terlalu lama, ingat usia kamu sudah 27 tahun, kamu pun akan segera menjadi CEO di perusahaan, lebih bagus ketika pelantikan CEO nanti, kamu sudah menikah dengan Cerry," ujar Daddy Jino kepada putra sulungnya.
"Iya Cer, Sayang. Usia kamu juga juga sudah cukup untuk menikah dan hamil, bukannya cuna beda satu tahunkan ya," timpal Mommy Kisya.
"Mommy, Daddy, emhh ... maaf Cerry belum bisa memutuskan semua itu, pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk di putuskan sendiri," kata Clarisha dengan wajah yang gugup.
"Kalau Kakak memang mencintai Abang, kenapa harus menunda pernikahan? Jangan bilang kalau kak Cerry tidak sepenuh hati menyukai abang vano?" tangkis Zio sontak membuat semua orang terkejut.
____________
Halo sahabat Zio. Maaf aku telat update heheh ... tunggu satu lagi ya aku akan update.