"Ahhh … Lea kamu selalu membuat aku puas," kata Zio sembari menyemburkan lahar panas ke dalam Rahim sang istri.
"Tapi kamu selalu menyakiti aku," lirih Alea.
"Itu karena kamu berniat jahat pada anakku. Tidak tahu kan kalau bayi dalam kandungan kamu mendengar semua yang kita katakana," ungkap Zio.
"Sudahlah aku sangat muak," kata Alea.
Zio memeluk tubuh Alea dengan keringat basahnya, mereka seolah mandi keringat saja malam itu. Zio terlihat berseri dan tidak marah lagi, bagaimana pun semua kemarahannya sirna ketika kenikmatan sudah dia rasakan.
"Apa syarat yang kamu minta agar kamu mau merawat buah hati kita sampai lahir?" tanya Zio kepada Alea.
"Aku hanya minta sebuah perceraian," tukas Alea.
'Apa?' Zio kembali memanas mendengar persayaran dari istrinya barusan.