"Siapa Alea, mana?" Adrian bertanya kepada Zio dan Tito.
"Itu beneran Alea deh, sumpah aku liat Alea," kata Zio sambil beranjak pergi.
"Zio, sadar bro. Kamu jangan seperti ini terus, masa setiap lihat gadis kamu anggap itu Alea. Buka mata kamu lebar- lebar. Itu bukan Alea." Tito menarik tubuh Zio agar tidak pergi mengejar gadis tersebut.
"Tapi itu beneran Alea, kali ini aku tidak salah lihat," ucap Zio dengan kecemasannya.
"Siapa Alea, siapa dia?" Adrian mengerutkan dahinya sambil melirik ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan gadis yang disebutkan oleh Zio tadi.
"Zio jangan begini, aku sebagai teman kamu, sebagai sahabat kamu, tidak senang melihat kamu seperti orang yang kena gangguan jiwa, setiap melihat gadis kamu anggap itu Alea, setiap melihat perempuan kamu anggap itu Alea, jangan-jangan nanti kamu melihat nenek-nenek pun kamu anggap itu Alea," kata Tito dengan sangat kencang.