Resepsi pernikahan Evana selesai sampai larut malam. Keluarga Wilan sangat baik kepada Evana.
Sayangnya Evana masih dengan pendiriannya, merasa terusir, merasa di gadaikan dan berasa di penjara.
"Sayang ayo kita tidur," ajak wilan kepada istrinya.
"Iya," jawab Evana dengan singkat.
Dengan mesra Wilan menggandeng tangan istrinya, dan mereka pun masuk ke kamar hotel yang sudah disediakan.
Sebuah kamar yang dipesan khusus untuk pengantin baru, dengan seisi kamar penuh oleh bunga mawar merah yang sangat indah dan harum.
"Lihatlah Sayang kamarnya begitu indah, tempat tidur itu akan menjadi saksi penyatuan kita berdua," kata Wilan sambil melihat kecantikan istrinya.
"Iya benar, tapi maaf malam ini ternyata saya dapat sedang datang bulan," kata Evana berbohong kepada pria itu.
"Ya ampun tidak beruntung sekali aku," kata Wilan sambil menghela napas dengan sembarang.