Zio kini baru sampai di Singapura. Sepanjang perjalanan dia tidak pernah luput mengingat Alea.
Apalagi dia tinggalkan wanita itu dalam keadaan sakit.
"Zivi apaan sih kamu itu, bisa-bisanya kamu tidak bisa tidur nyenyak hanya karena seorang wanita?" lirih Zio di dalam hatinya.
Zio merebahkan tubuh lelahnya di atas kasur empuk. Namun sayang tidak bisa terlelap sama sekali saat ini.
Bayangan Alea selalu ada di dalam otaknya. Wanita itu, sudah menjadi istrinya selama satu bulan. Dan kini dia berasa kehilangan sesuatu ketika di sampingnya tidak ada Alea sama sekali.
"Lea, biasanya ada kamu di sampingku, sekarang rasanya sepi, kamu sedang apa di sana, lantas apa kamu sudah berangkat ke kantor catatan sipil untuk mengajukan pembatalan pernikahan?" Zio lagi-lagi bergumam sendiri.
Bayangan Alea membuat dadanya sesak dan lehernya tercekik karena rasa hampa.