Dan Alden langsung menemui Zio dan Alea dengan penuh dengan emosi.
'Kalian berdua sedang apa?" tanya kak Alden sambil menatap sang adik yang kini sedang berjalan bersama denga Zio kekasihnya.
"Kakak?" Alea tampak terkejut lalu dia tersenyum sambil menatap sang kakak.
Di rangkulnya Alden dengan penuh kasih sayang. Alden hanya bisa terdiam tanpa berkata sepatah kata pun.
Emosi dalam jiwanya belum memudar, kobaran api dalam dadanya masih sangat panas. Otaknya seolah mau meledak, karena rasa bencinya terhadap Zio, pria yang kini ada di hadapannya.
"Selamat siang, Kak," kata Zio kepada calon kakak iparnya.
Mereka berdua itu seumuran, tetapi Zio menghargai kakaknya Alea dan memanggil pria di hadapannya itu dengan sebutan kakak juga.
"Maaf aku bukanlah Kakakmu," tolak kak Alden dengan wajah datar. Tidak ada senyum sama sekali yang dia lontarkan saat ini,