Di balik semua kenimatan yang Reyvan rasakan saat ini, si gadis tersiksa dengan begitu perih. Semuanya terasa amat menyakitkan untuk Asya.
Air mata terus jatuh dan bahkan mulutnya sesak sampai ke rongga tenggorokannya.
"Ya Tuhan tolong aku, ini sungguh sangat menyiksaku, hatiku hancur aku pun sudah tidak memiliki harga diri lagi, pria ini sudah menghinaku, melecehkan aku dan rasanya aku mau mati saja kalau seperti ini, aku tersiksa ya Tuhan," lirih Asya di dasar hatinya.
Hentakan demi hentakan yang di berikan oleh Reyvan adalah sebuah siksaan untuk Asya. Dan air mata pun tak bisa lagi dia tahan.
Tetapi seolah Tuhan kini menolong Asya. Karena tiba-tiba saja hentakan itu terhentu karena sebuah suara ponsel yang bordering begitu keras.
"Oh ya ampun, Kak Kezia?" Reyvan terkejut melihat tulisan nama penelepon yang tertera di ponselnya.