Asya meneteskan air matanya, dia seolah tidak bisa berbuat apa punm karena memang semua hutang itu harus dia bayar.
Hutang taruhan yang dulu dia janjikan, Asya kini sangat menyesal karena dulu dia tidak mendengarkan Zio. Saat Zio melarang dia untuk duel bersama dengan Reyvan. Dan penyesalan itu selalu datang di akhir bukan di awal, kalau di awal namanya pendaftaran bukan penyesalan.
"Sekarang kaki kamu sudah baikkan, kamu pun sudah di pasang pen dan bisa berdiri lagi, berjalan seperti manusia normal lainnya, jadi—' ucapan Reyvan terhenti.
"Jadi apa?' tanya Asya dengan kening yang mengerut.
"Kita percobaan ya," ucap Reyvan sambil tersenyum miring.
"Apa maksud kamu?" tanya Asya dengan kening yang mengerut.
"Kalian keluar dan jaga di luar, tidak boleh ada satu pun yang masuk sebelum aku selesai," perintah Reyvan kepada ke enam anak buahnya.