Ucapan dari pelayan itu membuat hari Evana sangat sedih. Entah kenapa rasanya darahnya naik dan membara, seolah membakar ke dalam sukma.
Jiwa gadis itu meradang, merasa tidak senang dengan informasi yang kini sudah dia dapatkan.
Helaan napas berat kini dia lontarkan, dia tidak senang dengan ketemunya sang adik yang sudah dia buang.
"Apa ini, kenapa semudah itu Alea di temukan, bukankah pembuatan film itu memakan waktu lebih dari satu hari, bisa kan sampai dua atau tiga hari, tetapi ini—" lirihan dalam hatinya benar-benar menyiksa hatinya.
Evana tidak senang dengan keadaan ini, dia pun sangat penasaran bagaimana caranya gadis itu bisa lolos dari penculikan tersebut.
"Nona anda kenapa?" tanya pelayan itu membuyarkan lamunan Evana.
"Jam berapa mami dan papi berangkat ke rumah sakit?' tanya Evana kepada pelayan tersebut.