"Zio," lirih Asya dengan air mata yang sudah mengalir begitu deras.
"Asya?" Zio melihat Asya dengan pakaian yang terbuka, kancing kemeja baju rumah sakitnya bahkan tertukar dan terlihat jelas kalau tadi ada sesuatu hal.
Dengan segera Zio menghampiri Asya dan mendekap tubuh sang sahabat yang kini sudah begitu ketakutan.
Tubuh Asya bergetar begitu hebat, dan itu membuat Zio benar-benar tidak bisa lagi menahan semua amarahnya.
Dengan lembut Zio mendekap sahabatnya sambil menghela napas dengan perlahan, lalu mengeluarkannya dengan perlahan pula.
Dia tidak boleh sampai mengamuk di rumah sakit, karena walau bagaimana pun, itu akan membuat dia sendiri malu.
"Ada apa, Asya. Kamu kenapa?' tanya Zio dengan nada yang rendah, menatap ke arah Asya yang kini masih meneteskan air matanya.
"Asya memegang baju kemejanya. Dan Zio kini membantu Asya untuk membenarkan kancing kemejanya yang tertukar.