Nia POV
" kak! Nia ikut, kakak"
Mungkin ini lah akhir kisah cintaku, tidak seindah cerita novel yang kebanyakan ku baca, dimana berakir " happy ending". Cinta ini yang terlalu dalam atau diriku yang terlalu bodoh, karena mencintai laki-laki yang tidak mencintaiku ( eh tunggu! Bukan mencintai, melirikkupun tidak ada dalam kamus hidupnya). Aku merasa pengorbanan, perhatian, dan kasih sayangku terhadap dirinya begitu sia-sia. Hanya untuk dirinya aku mengubah semua yang ada dalam diriku, mulai dari sifatku, gaya hidupku, bahkan sampai dengan cita-citaku tidak satupun yang dapat menarik perhatian pria yang ketika melihatku begitu dingin, dan tidak mengukir senyuman sedikitpun kepadaku.
2 tahun....ya 2 tahun sudah aku mengejarnya, menarik perhatian, bahkan aku berusaha agar tidak ada wanita lain yang mendekatinya. Tapi apa! Apa yang kudapat, sikap dingin yang seperti gunung himalaya, bahkan caciannya serta dia juga dengan teganya mempermalukanku di depan umum. Sungguh Tuhan aku tidak bisa membencinya, cintaku makin bertambah ketika tidak melihatnya seharipun. Aku merasa usahaku benar-benar tidak akan berakir bahagia, ketika dengan mudahnya dia mengatakan sudah bertunangan dengan wanita lain tanpa memperdulikan hatiku.
Inilah jalan yang akan ku tempuh, dengan segenap keyakinan yang ada aku mengambil keputusan untuk tidak mengejarnya lagi. Cinta tidak harus memiliki itulah yang sering ku dengar, tapi itu omong kosong belaka. Yang namanya cinta pasti kita ingin memiliki orang tersebut bagaimanapun caranya, walau harus mengeluarkan tidak sedikit air mata, serta dengan mudahnya kita untuk disakiti oleh kata dan perbuatan.
Aku memang akan pergi dari kehidupannya, sangat jauh...benar benar jauh sampai dia tidak akan bisa menemukanku ( bukan berarti aku berharap dia akan mencariku..huh itu sangat mustahil), tapi hanya satu ucapan terakir untukmu Raka Adrian Halim " separuh jiwamu telah kubawa pergi bersamaku". Aku akan selalu mencintaimu.....