Beberapa menit kemudian.
Setelah Nita berdoa dan membaca primbon sekaligus dari HP nya untuk memastikan masalah customer pertamanya bisa terselesaikan dengan baik, keluarlah si Rian sambil memasang wajah yang sangat tidak diharapkan oleh si Nita.
"(Oh no, ey hav baaaad feeling abot dhis) Ri...Rian, ba..bagaimana hasilnya?" tanya Nita kemudian sambil menghampiri Rian yang lesu itu.
"Terimah kasih ya sudah membantuku, sampaikan juga salamku juga pada kak Akbar, bye," kata Rian sambil tersenyum kearah Nita dan mulai berjalan pergi.
"Ah Rian! Tunggu!!"
Tapi Rian tidak mengubris sama sekali ucapan si Nita dan terus melangkah menjauh, tentu saja hal itu membuat si Nita kesal bukan main karena dia merasa tugas pertamanya sebagai anggota di club itu hancur lebur.
"(AKKH PRIMBON SIALAN!! KATANYA TANGGAL JAWA HARI INI ADALAH KEBERUNTUNGKU!! TAPI KOK MALAH KEBALIK BEGINI SIH? AKU GAK AKAN PERCAYA DENGAN TULISAN-TULISANMU LAGI DASAR PENULIS SESAT!!)" kata Nita yang kesal dengan pengarang situs online suatu Primbon yang secara hukum tidak bersalah itu sambil menginjak-injak lantai.
"Ahahahaha, sepertinya ada anak yang sedang marah dan kesal nih? Kau sedang bocor ya?"
!!!
Kagetlah Nita ketika tiba-tiba saja ada orang yang memeluk dirinya dari arah belakang, ternyata itu adalah perbuatan si cewek yang telah membuat wajah Rian menjadi lesu tidak berharapan.
"AHHH!! APA-APAAN NIH?! LEPASIN GAK!! KALAU MAU MEMELUK ORANG!! PELUKLAH ORANG YANG TELAH KAU SAKITI OI!!" kata Nita yang terkejut dengan serangan mendadak itu.
"Ahahahaha, maaf saja ya, tapi yang namanya cinta itu memang tidak bisa dipaksa kan? Apalagi aku juga punya orang yang aku cintai," kata perempuan itu yang masih saja memeluk si Nita.
"Eh? A..apa artinya ka....kau sudah punya orang yang kau sukai? Maksudmu pacar begitu?" tanya Nita kemudian.
Mendengar pertanyaan Nita barusan, perempuan itu hanya tersenyum saja dibuatnya, lalu sambil melepaskan pelukan eratnya pada Nita, perempuan itu pun segera mengunci kembali pintu Lab Kimia itu sambil bergumam ...
"Entahlah, aku sendiri juga bingung bagaimana aku harus meyebutnya," kata perempuan itu sambil memasukan kembali kuncinya kedalam saku celananya setelah mengunci ruangan Lab.
"Hei, kau sampai menggunakan ruangan Lab untuk teka-tekimu itu, memangnya kau siapa sih? Sampai-sampai kau bisa pinjam kunci lab kimia ini?" tanya Nita yang pertanyaannya berganti topik karena merasa heran akan sesuatu itu.
"Oh bodohnya aku, kok bisa-bisanya aku lupa memperkenalkan diri begini sih? Apa ini efek kenaikan BBM ya?"
"(Gak ada hubungannya)"
"Ahahahaha, kalau begitu aku akan memperkenalkan diriku dulu, namaku Bela Abadeir dari 11-A dan sekaligus Wakil Ketua OSIS, dan dengan jabatanku itulah aku jadi bisa pinjam kunci-kunci ruangan di sekolah ini dengan membuat banyak alasan terlebih dahulu, jadi kau bisa sebut itu "pemanfaatan wewenang" begitu, hehehe," kata anak yang mengakui namaya sebagai Bela Abadeir dan bersamaan dengan pernyataan kejahatannya yang tanpa sikap rasa bersalah itu.
"(Aduh, ternyata lagi-lagi aku berurusan dengan kakak kelas yang sikapnya menyebalkan, benar-benar akan kuhajar pembuat primbon itu kalau aku bertemu dengan .....)"
...
...
Abadeir?
"Tu....tunggu sebentar kak Bela, tadi kak Bela bilang nama belakang kakak itu siapa? Abadeir?" tanya Nita yang mulai menambahkan kata "kak" ke perempuan itu.
"Yap."
"Ab..Ab…..Abadeir? Maksud kakak seperti nama kak Akbar, kak Abadeir yang ada di Helper Club itu?"
"Yap."
"Ja...jangan bilang kalau kakak ini pac ...."
"Tidak, aku adiknya".
...
...
Mendengar ucapan dari si Bela barusan, legalah si Nita karena ternyata dugannya mengenai Bela adalah pacar si Akbar itu salah.
"Ah syukurlah, aku pikir kakak adalah pacar kak Akbar, bisa gila aku kalau tahu ternyata orang penyendiri seperti kak Akbar itu punya pacar Wakil ketua OSIS yang cantik seperti kakak, bagai bumi dan lubang hitam tahu, ahahaha," kata Nita yang masih sempat-sempatnya meledek si Akbar.
"Ahahaha, terima kasih untuk pujiannya dik Nita, sekarang boleh ganti aku yang bertanya?" kata Bela sambiltersenyum lebar.
"Boleh, tanya soal apa kak Bel ..."
Dan belum selesai Nita melanjutkan ucapannya, si Bela dengan cepatnya langsung merangkul erat si Nita dan kemudian mendekatkan mulutnya ketelinganya, setelah itu perempuan itu pun berbisik ...
"kau...tidak punya hubungan apa-apa dengannya kan?" kata Bela dengan nada suaranya yang berubah drastis menjadi lebih serius tapi masih saja tersenyum manis.
!!!
"(A...APA-APAAN DIA INI?! DI...DIA CEPAT BANGET!!)" kata Nita yang kaget mengetahui dirinya tidak bisa merespons balik gerakan Bela yang cepat dan tidak bisa ditebak itu.
"Tolong dijawab ya."
"Haa?! Me....memangnya apa yang membuat kakak mengira aku punya hubungan dengan kak Akbar?"
Mendengar pertanyaan dari Nita barusan, dengan tenang namun fasih, Bela pun menjelaskan teorinya sehingga dia bisa beranggapan seperti itu.
"Sudah hampir setahun lebih yang lalu sejak kak Akbar membuat Helper Club dan selalu bekerja sendirian tanpa minta bantuan orang lain, bahkan aku yang adiknya sendiri ini pun tidak diizinkannya masuk kedalam Clubnya untuk membantunya sekali pun, tapi sekarang tiba-tiba saja aku dapat kabar dari bu Saraswati kalau seorang murid baru datang dan langsung bisa diterima menjadi anggota Club itu yang kau sendiri sudah tahu kalau kakakku itu adalah seorang penyendiri yang jarang bicara apalagi bertemu dengan orang lain, jadi, bukannya bodoh namanya kalau aku tidak mengira kalian tidak punya suatu hubungan tertentu yang membuatmu bisa dekat dengannya?" kata Bela panjang lebar dengan senyuman yang tidak berubah sama sekali.
!!!
"(Sikap menyebalkan dan analisis yang tajam, ok fix, dia adik kak Akbar)" kata Nita yang akhirnya mengakui kalau si Bela itu adalah adiknya.
"Ja-wab-dong," kata si Bela lagi.