Chereads / Bebas / Chapter 1 - Bebas

Bebas

🇮🇩natasyavirana
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 5.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bebas

Dua anak perempuan kembar berumur 9

tahun berjalan kaki sepulang sekolah, dengan riangnya anak perempuan yang bernama cila melompat lompat di genangan air hujan tadi dan anak yang satu lagi yaitu ciara yang lebih tua sedikit dari cila tak kalah asyiknya berputar putar kesana kemari menikmati hujan yang mengguyur tubuhnya, tapi tiba tiba ditengah keasyikan mereka ada petir yang memecah keasyikan mereka dan petir itu semakin menjadi jadi, mereka takut dan akhirnya mereka berlari untuk segera pulang.

Sesampainya di rumah cila mengambil dua handuk yang lembut dan berkata "ciara, pakai ini agar tubuhmu tidak menggigil dan tidak sakit," ciara pun mengambil handuk itu dan memakainya seperti yang dilakukan cila, "non, ini susu hangat sama makan siangnya, mumpung masih panas segera dimakan," ujar pengasuh mereka yaitu bi marni, orang tua cila dan ciara sibuk bekerja di kantor jadi disewakan lah bi marni yang sudah menganggap cila dan ciara seperti anak sendiri, "ya bibi, terimakasih," ucap cila dan ciara bersamaan dan tanpa terasa susu hangat dan makan siang sudah ludes dimakan cila dan ciara, setelah makan siang mereka berunding mau bermain apa hari ini dan "bagaimana kalau bermain saja digudang, kan kita sudah sering main boneka atau masak masakan dan bermain game terus terusan" saran ciara, "iya, itu ide bagus" tanpa aba aba pagi mereka berlari menuju gudang. "woaahhh, ini menakjubkan lihat ini kakak, ini seperti yang ada difilm film lihatlah tongkat kuno ini!" ujar ciara, "wahh, ini bagus," timpal cila dan cila membolak balikkan tongkat itu tanpa sengaja ciara menarik ujung tongkat dan keluarlah sebuah kertas kecil dan tampak seperti catatan, cila dan ciara terkejut melihat itu, mereka tampak takut sekaligus takjub atau bahkan mereka kini mulai penasaran dengan catatan itu dan akhirnya cila yang lebih tua mengambil catatan itu lalu membacakannya untuk adiknya "tongkat tua, tongkat tua, hadirkan, hadirkan, masa indah yang usang oleh waktu, tongkat tua, tongkat tua, kami berjanji hendak memperbaiki masa itu" dan tiba tiba barang barang digudang lenyap lantai bergetar dahsyat mereka kini saling berpelukan takut dengan apa yang terjadi selanjutnya dan mereka jatuh terkapar karena getaran lantai makin menjadi jadi dan mereka menutup mata untuk menenangkan ketakutan itu lalu ketika mereka merasa getaran itu sudah mereda mereka membuka mata dan "kakak, kita dimana?" tanya ciara, "aku tidak tau ciara, tapi lihat ini dunia ini sangat mengerikan" jawab cila, mereka bangun dan mereka menjelajahi dunia yang asing bagi mereka, lalu mereka sampai di sebuah tempat , di tempat itu ada seorang nenek tua yang sedang menatap mereka, dan "selamat datang anak anakku, ini adalah dunia fimana dulu dunia ini sangatlah indah, dimana setiap malam banyak dongeng yang diceritakan para orang tua dan kini lenyap oleh gadget yang menggantikan peran, dimana setiap siang anak anak bermain tanpa melibatkan gadget, dan kini dunia ini suda usang digantikan oleh gadget lihatlah sekeliling semua digantikan oleh gadget," ujar nenek itu, mereka bergidik ngeri melihat sekeliling dimana semuanya sudah tergantikan oleh gadget.

Nenek tua itu berkata lagi "Wahai anak anakku, tidakkah kalian ingin merubah semua ini?", "kami ingin dan kami bosan selalu bermain dengan gadget, kami rindu semua yang nenek katakan di awal tadi" ujar cila, dan dibalas oleh anggukan ciara dan senyuman nenek, "kalau begitu ikut nenek memerangi semua gadget ini," ujar nenek itu, nenek itu mengajak kami ke tempat yang mengerikan dimana semua diikat oleh gadget dan dipaksa bermain dengan gadget, semua anak tampak tertekan dan "kakak, tolong aku kakak" teriak ciara yang ternyata diseret dan diikat oleh sebuah gadget berupa handphone yang layarnya menampilkan game, cila pun segera berlari ke arah ciara tetapi ditahan oleh nenek tua itu, "tidak semudah itu untuk mengalahkan gadget ini, kamu harus tudak terpengaruh dengan kesenangan semata yang diberikan gadget ini, dan untuk mengalahkannya kamu harus merusak gadget atau membuat semua anak yang terikat oleh gadget membuang pikiran kesenangan semata ini!" ujar nenek tua itu dan cila belum sempat berkata nenek itu sudah lenyap, cila takut untuk menyelamatkan semua anak termasuk ciara yang sudah mulai senang dengan gadget yang mengikatnya.

Cila mulai tampak kesal dengan gadget gadget yang terus menggangunya dan "brakk" cila tanpa sadar meninju gadget yang kini rusak oleh kepalan tangannya dan ia sadar dimana kelemahan gadget itu yakni ditombol power, dan cila mulai menyerang gadget itu dengan susah payah dan tiba tiba cila ambruk dihamtam gadget yang hendak mengikatnya, tapi cila segera menendang tombol power gadget itu, cila sudah membasmi seluruh gadget dan membebaskan anak anak yang terikat, anak anak itu mulai lenyap dengan seberkas senyuman yang membuat hati cila tersentuh, kini tinggal ciara yang belum ia bebaskan, ia mulai menekan nekan tombol power gadget yang mengikat ciara tampi itu tidak berhasil, cila panik dan iaingat bahwaia harus menyadarkan ciara untuk itu, cila berkata kata dengan penuh haru kepada ciara, namun semua itu sia sia karena ciara masih saja melihat gadget dan memikirkan kesenangannya saja, cila mulai menagis sejadi jadinya diatas gadget yang mengikat tiara, tanpa sadar rintik tangisnya mengenai lubang lubang gadget dan gadget itu sedikit demi sedikit mulai ambruk terkena air mata cila, dan cila ingat bahwa air bisa membuat kerusakan pada gadget dan ia pun terus menangis dan "kakak" kata ciara yang juga menangus penuh haru melihat perjuangan kakaknya itu, akhirnya cila berhasil membebaskan anak yang terikat gadget, dan mereka berpelukan dan ketika mereka membuka mata mereka sudah ada di tempat semula mereka yaitu gudang, dan "yaampun cila ciara, kalian kemana saja dari tadi dicariin eh ternyata ada digudang, kalian ngapain disini" ujar mama mereka mengagetkan, dan mereka melihat di pintu berdiri mama, papa, dan bi marni yang sudah mecari cari mereka dari tadi, mereka hanya bertatap sambil tersenyum, dan mereka kembali lalu melihat jam, pantas mama, papa, dan bi marni mencari cari dan panik, karena ini sudah pukul 20.00 dan mereka bermain sudah tadi siang