"Semuanya sudah siap, tuan Ryuzaki. Apa ada yang anda lupakan?" [Pelayan]
"Tidak." [Ryuzaki]
Aku menaiki kereta kuda dan aku segera menyuruh kusir untuk segera berangkat, namun dia bilang masih menunggu seseorang.
"Ossu!!!, Ryuzaki!!! [???]
"Hm? Ho-uwaa!" [Ryuzaki]
Kenapa aku terkejut? Karena disampingku sudah duduk seseorang pecundang yang menjadi temanku sejak kecil.
"Apa yang kau lakukan disini?" [Ryuzaki]
"Hehe, tentu saja aku akan ikut denganmu." [Sakagi]
"Apa?" [Ryuzaki]
[Nama : Sakagi Eru
Panggilan : Sakagi
Age : 17th
Gender : laki-laki
Tinggi : 176 cm
Ras : manusia
Class : Mage
Elment : Holy, Wind, Water
Zodiak : Cancer
Ability : pengelihatan tajam ]
Sakagi akan ikut denganku? Aahh ini diluar perkiraanku.
"Apa ada yang salah?" [Sakagi]
"Tidak, aku kira kau sedang berada di Gerania." [Ryuzaki]
"Hehe, aku baru kembali seminggu yang lalu. Lalu saat aku dengar kalau kau akan ke Asha academy, aku pikir akan sangat bagus jika aku ikut." [Sakagi]
"Dasar!" [Ryuzaki]
Dasar! Dia memang sahabat yang paling mengerti aku.
"Ngomong-ngomong kenapa kita tidak segera berangkat?" [Ryuzaki]
"Hehe, kita masih menunggu seseorang." [Sakagi]
"Lagi?" [Ryuzaki]
Kali ini Sakagi hanya tersenyum dan melihat keluar jendela.
"Aahh, lihat! Mereka sudah datang!" [Sakagi]
Akupun mencoba melihat arah yang ditunjuk oleh Sakagi. Hanya ada jalan ramai terpampang dengan orang-orang yang lalu lalang.
"Dimana?" [Ryuzaki]
"Itu dia! Apa kau tidak bisa melihatnya Ryuzaki? Dia tepat berada 500 meter dari sini." [Sakagi]
"..... kau ingin mati ya?" [Ryuzaki]
"Hehe, ampuni aku tuan Ryuzaki." [Sakagi]
Ngomong-ngomong, 500 meter? Apakah kemampuannya berkembang lebih baik lagi? 2 tahun lalu dia hanya bisa melihat sampai 300 meter. Orang berbakat memang luar biasa.
Siapa ya kira-kira yang akan ikut lagi?
"Halo semua!!!" [???]
"Uwaaa!!!" [Ryuzaki, Sakagi]
"Hihi, kenapa kalian terlihat terkejut begitu?" [Rena]
"Sudah ku bilang kan Rena, idemu itu buruk." [Yuena]
[Nama : Rena Rei Reinas
Panggilan : Rena
Age : 17th
Gender : perempuan
Tinggi : 167 cm
Ras : manusia
Class : magic Thief
Elment : wind, water, darkness
Zodiak : Leo
Ability : Teleport]
[Nama : Yuena Yorua
Panggilan : Yuena
Age : 16th
Gender : perempuan
Tinggi : 150 cm
Ras : manusia
Class : healer
Elment : water, Holy
Zodiak : Virgo
Ability : Cold mind ]
Tiba-tiba Rena dan Yuena berada didalam kereta ketika kami sedang menatap keluar jendela. Aku sangat terkejut tahu!
"Tapi mengejutkan Ryuzaki dan Sakagi memang ide yang terbaik!" [Rena]
"Itu ide buruk. Kami minta maaf Ryuzaki, Sakagi." [Yuena]
"Tidak apa-apa Yuena, aku yakin ini bukan salahmu." [Ryuzaki]
Aku menatap kearah Rena dengan tatapan membunuh.
"Kau menakutkan seperti biasanya, Ryuzaki. Tapi itulah yang membuatku suka padamu." [Rena]
"A-apa ya—? Cih..... ngomong-ngomong, kenapa kalian disini?" [Ryuzaki]
"Sudah jelas kan, kita akan ikut denganmu." [Rena]
Apa? Dengan Rena dan Yuena? Kalau dengan Sakagi mungkin masih bisa, tapi kalau dengan mereka berdua... yah tidak masalah sih meskipun.... bagaimanapun mereka berdua juga sahabatku.
"Baiklah, jika kalian memaksa, aku juga tidak bisa menolak. Tapi jangan berbuat aneh-aneh. Terutama kau Rena." [Ryuzaki]
"Baik, Darling." [Rena]
"Hentikan itu, kau membuatku jijik." [Ryuzaki]
"Hehe...." [Sakagi, Rena]
"Baiklah ayo berangkat!" [Ryuzaki]
Dengan berkumpulnya 4 sekawan, maka berangkatlah mereka ke Asha Heroes Academy.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Entah berapa hari yang kami habiskan untuk sampai di kota Asha, tempat Akademi terbaik di negeri ini.
Asha Heroes Academy adalah akademi unggulan yang melahirkan para pahlawan hebat. Kedua kakakku juga lulusan dari akademi ini.
Ngomong-ngomong kami sampai sedikit terlambat. Kami masuk setelah 1 minggu tahun ajaran baru dimulai. Tidak terlalu buruk tapi juga tidak terlalu baik.
Rena dan Yuena sudah mendaftar dan diterima di akademi ini, namun mereka bilang tidak apa-apa bolos di minggu pertama. Sakagi sendiri terdaftar sebagai murid pindahan dari Gerania Academy, karena dia lebih dulu mendaftar disana.
Aku sendiri terdaftar sebagai murid baru. Karena aku berencana berpetualang setelah lulus dari sekolahku sebelumnya. Namun ayah sialan itu malah menyeretku ke akademi elit ini. Apa yang dipikirkan orang tua itu sih?
Kami tinggal di asrama akademi. Asrama laki-laki dan perempuan dipisahkan dengan gedung yang berbeda. Karena kami sampai saat malam hari, kebanyakan murid yang lain sudah kembali ke kamar masing-masing. Itu cukup melegakan karena aku tak mau berurusan dengan hal yang merepotkan untuk sementara.
Aku mendapat teman sekamar bersama Sakagi. Itu membuatku senang karena aku bisa sekamar dengan orang yang aku kenal dan aku percayai.
Ngomong-ngomong, Rena dan Yuena berbeda kelas dengan ku.
Rena sendiri berada di kelas 1-A. Yuena berada di 1-C. Meskipun Sakagi murid pindahan, dia mendapat kelas yang sama denganku yaitu....
"Kelas terendah. 1-F? Apakah ini serius?" [Sakagi]
"Yah aku tidak keberatan sih. Aku hanya ingin segera lulus dan mencapai impianku." [Ryuzaki]
"Yah, kau mungkin tak mempermasalahkanya, tapi ini.... kelas terendah Ryuzaki..... terendah....." [Sakagi]
"Aku tidak perduli, lagipula ini juga bukan pembagian kasta. Fasilitasnya juga sama kan? Jadi apa yang kau permasalahkan?" [Ryuzaki]
"Karena.... kelas ini dipenuhi oleh laki-laki! Tak ada satupun gadis cantik di kelas buangan seperti 1-F kau tau?" [Sakagi]
"Jadi itu yang kau permasalahkan? Yah aku tidak perduli dengan itu. Selamat malam!" [Ryuzaki]
"Hei Ryuzaki! Sialan kau! Setidaknya dukung aku sedikit! Hei kau dengar tidak sialan?" [Sakagi]
"Jika kau teriak-teriak, kau hanya akan mengganggu tetangga kita kau tau? Sudah aku mau tidur." [Ryuzaki]
"Cih dasar tukang tidur." [Sakagi]
"Dasar serigala mesum." [Ryuzaki]
"Aku bukan orang Mesum dan aku juga bukan serigala!!!" [Sakagi]
Percakapan bodoh seperti inilah yang selalu kami lakukan jika kami sedang bosan.
Kami beristirahat untuk bangun pagi besok karena besok adalah hari pertama kami menjadi murid.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Jadi ini ya kelas 1-F? Tak ada bedanya dengan kelas yang lain." [Ryuzaki]
"Semoga kalian bisa cepat akrab dengan yang lain juga ya Ryuzaki, Sakagi." [Mrs. Sarissa]
"Baik Mrs. Sarissa." [Ryuzaki, Sakagi]
[Nama : Sarissa Sei Saas
Panggilan : Mrs. Sarissa
Age : 220th
Gender : perempuan
Tinggi : 181 cm
Ras : Elf
Class : Trainee Sage
Elment : Water, fire, wind, holy
Zodiak : Sagittarius
Ability : 2x mana ]
Mrs. Sarissa adalah wali kelas 1-F. Dia adalah seorang penyihir berbakat beranking S+ dari ras Elf. Meskipun penampilannya masih muda, katanya umurnya sudah mencapai 200 tahun.
Kamipun masuk ke kelas setelah Mrs. Sarissa memasuki kelas.
"Pagi anak-anak." [Mrs. Sarissa]
"Pagi Mrs. Sarissa." [Murid]
"Hari ini kalian mempunyai dua teman baru. Ayo perkenalkan diri kalian satu persatu." [Mrs. Sarissa]
Aku dan Sakagi bertukar pandang sejenak. Aku melangkah satu langkah kedepan.
"Namaku Ryuzaki Rhaa Rhyraa. Kalian bisa memanggilku dengan Ryuzaki. Salam kenal." [Ryuzaki]
Kini giliran Sakagi yang melangkah kedepan. Dia tepat disampingku.
"Namaku Sakagi Eru. Kalian bisa memanggilku Sakagi. Aku pindahan dari Gerania Academy. Semoga kita bisa menjadi teman baik." [Sakagi]
Salah satu murid mengangkat tangannya tinggi. Dia adalah seorang gadis berambut pirang panjang dan 'itu' nya besar.
"Ya ada apa Layla?" [Mrs. Sarissa]
"Apakah Ryuzaki dan Sakagi saling kenal?" [Layla]
Sejenak aku dan Sakagi bertukar pandang.
"Sebenarnya kami saling ke—" [Sakagi]
"Maaf kami tidak saling kenal." [Ryuzaki]
"Hoi!!!" [Sakagi]
Aku benar-benar puas melihatnya kesal. Aku hanya tertawa kecil.
"Sebenarnya kami sudah Menjadi teman sejak kecil. Sampai sekarang aku dan Sakagi adalah teman baik. Dan hanya dia yang sampai sekarang tetap aku percayai." [Ryuzaki]
"Ryuzaki... kau..." [Sakagi]
"Meskipun dia juga orang paling bodoh yang pernah aku temui." [Ryuzaki]
"Hoi! Berhentilah menjelekkanku!" [Sakagi]
"Kalian berdua sangat akrab ya."
"Aku jadi iri!"
Beberapa murid ada yang tertawa dan mengobrol satu sama lain. Meskipun tak begitu berisik, tapi Mrs. Sarissa segera menenangkan keadaan kelas.
"Baiklah baiklah cukup! Sekarang Sakagi dan Ryuzaki silakan duduk di bangku yang kosong disana." [Mrs. Sarissa]
"Baik, terima kasih Mrs. Sarissa." [Ryuzaki, Sakagi]
Kami berdua duduk di bangku paling belakang. Karena sistem bangku kelas dibuat sepasang, aku jadi sebangku dengan Sakagi. Yah ini memang tak terlalu buruk.
"Oh iya, Ryuzaki, Sakagi. Bisakah nanti saat jam istirahat menemuiku di ruang guru?" [Mrs. Sarissa]
"Ya baik, Mrs. Sarissa" [Ryuzaki, Sakagi]
Pelajaran dimulai seperti biasa. Tak ada kejadian istimewa kecuali teman-teman lain yang bertanya mengenai kami jika ada kesempatan. Meskipun itu merepotkan, aku tidak keberatan sih.
Akhirnya jam istirahat pertama dimulai. Aku dan Sakagi segera menuju ruang guru.
Meskipun akademi ini cukup elit, namun sekolah tak memberikan fasilitas berupa ruangan sendiri untuk para guru. Katanya untuk mempererat hubungan antar guru. Katanya sih!?
Kami segera menghadap Mrs. Sarissa
"Jadi... kalian sudah disini ya Ryuzaki, Sakagi." [Mrs. Sarissa]
"Kami segera kesini setelah jam istirahat dimulai karena tidak ingin Mrs. Sarissa menunggu." [Ryuzaki]
"Ya memang seperti itulah semangat masa muda!" [Mrs. Sarissa]
"Jadi kenapa Mrs. Sarissa memanggil kami kesini?" [Sakagi]
"Oh iya, apa kalian sudah tau Ability kalian masing-masing?" [Mrs. Sarissa]
Aku dan Sakagi bertukar pandang sebentar. Seperti ada keraguan dalam diriku.
"Y-ya, tentu saja kami sudah tau karena sewaktu kecil kita sudah melakukan ritual pembangkitan." [Ryuzaki]
"Jadi apa ability kalian? Data ini dibutuhkan untuk kedepannya." [Mrs. Sarissa]
"Abilityku adalah 'pengelihatan tajam'. Mungkin masih tahap pemula, tetapi aku sudah bisa melihat maksimal sejauh 500 meter dengan jelas." [Sakagi]
"Pengelihatan tajam ya? Itu cukup bagus. Aku merekomendasikanmu menjadi ranger atau thief . Karena itu akan sangat berguna." [Mrs. Sarissa]
"Sebelumnya saya minta maaf Mrs. Sarissa. Tapi saya sudah memutuskan untuk menjadi penyihir." [Sakagi]
"Penyihir ya? Itu juga bagus. Jadi, kalau Ryuzaki? Apa abilitymu?" [Mrs. Sarissa]
Aku ragu untuk mengatakanya. Karena yang tau abilityku hanya beberapa orang termasuk Sakagi. Bahkan ayah sialan itu tidak tau.
"Abilityku adalah..... etto... adalah...." [Ryuzaki]
Aku benar-benar cemas karena abilityku ini adalah ability yang sangat jarang. Bahkan dari semua buku yang pernah aku baca, tak ada satupun yang membahas tentang abilityku.
Tiba-tiba Sakagi menyenggol lenganku pelan. Dia menatapku tajam seolah mengatakan "katakan saja! Tak apa, percayalah kepadaku!" . Akupun dengan ragu dan terpaksa mengatakanya.
"Abilityku adalah.... Zero . Zero adalah abilityku Mrs. Sarissa." [Ryuzaki]
"Ze—ro? Tadi kau bilang Zero kan? Tidak salah bicara kan?" [Mrs. Sarissa]
"Ya Mrs. Sarissa. Memangnya ada apa?" [Mrs. Sarissa]
Mrs. Sarissa terlihat bingung. Namun aku tau dia bingung karena tau kalau aku punya ability Zero.
"Ryuzaki, siapa saja yang mengetahui abilitymu ini?" [Mrs. Sarissa]
"Selain orang bodoh disampingku ini, ada beberapa orang. Tapi mereka semua adalah orang yang aku percaya." [Ryuzaki]
"Dengarkan aku baik-baik Ryuzaki. Jangan sampai orang lain tau tentang Abilitymu ini. Karena jika orang 'salah' yang mendengarnya, itu hanya akan menimbulkan masalah. Tidak hanya untukmu, tapi juga untuk seluruh dunia." [Mrs. Sarissa]
Setelah mendengar kata-kata Mrs. Sarissa, aku menjadi cemas sekaligus penasaran.
Kenapa ability yang tidak jelas seperti punyaku bisa membuat guru sekaligus seorang pahlawan ini terlihat khawatir.
"Baik, Mrs. Sarissa. Tapi kalau boleh tau, sebenarnya abilityku itu ability yang seperti apa? Aku benar-benar tidak tau tentang abilityku ini. Apa Mrs. Sarissa mau mengatakanya kepadaku?" [Ryuzaki]
To be contiune....