Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

World Dungeon

🇮🇩Farid_Aprilian
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.7k
Views
Synopsis
Diberi kesempatan kedua untuk memulai ulang dari awal di Dunia Lain.

Table of contents

Latest Update1
PROLOG4 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOG

     Arthur Vincent adalah petualang kelas paling rendah, yaitu D. Statistikku hampir sama dengan orang biasa.

     Saat ini, Arthur sedang berada jauh ke dari teman-temannya, seorang diri dan gelap. Ketika ia mencapai tanah dan terjatuh, cahaya tidak lagi mencapainya dan semua yang ada di sekelilingnya menjadi hitam.

     Senin, hari yang menyedihkan dari semua hari telah dimulai. Bagi kebanyakam orang, hari ini adalah hari untuk menghela nafas dalam sepekan, sementara hari sebelumnya ada surga bagi mereka.

     Dan Arthur Vincent bukanlah pengecualian dalam pemikiran ini. Namun dalam kasus Arthur, hal tersebut bukanlah gangguan sederhana. Sekolah yang nyaman dikaitkan dengan perasaan yang sangat buruk, mungkin karena dia sedang tertekan. Bel terakhir berbunyi, dia membuka pintu kelas dengan tubuhnya yang lemah itu.

     Pada saat itu, Arthur menerima tatapan dan decakan lidah dari kebanyakan mulut laki-laki dikelas. Para gadisnya tidak memberikan ekspresi bersahabat juga. Tidak masalah kalau orang-orang bersikap acuh tak acuh, tapi ada beberapa dari mereka yang menunjukan ekspresi menghina terhadap dirinya.

     Arthur yang sudah biasa dengan itu, mencoba untuk menghiraukan mereka dan berjalan menuju tempat duduknya, tapi hampir setiap hari ada saja orang yang menggangu dirinya.

"Hei Arthur! Apa kau bermain handphone sepanjang malam? Jangan -jangan kamu menonton video dewasa?"

"Idih, menjijikan. Begadang semalaman untuk melihat video dewasa itu sangat menjijikan."

Apa sebenarnya yang lucu dan mereka tertawakan? Tawa itu datang dari Alvin Edrick. Dialah yang biasa mengajak murid-murid untuk mengerjai keseharian Arthur. Kedua disebelahnya dengan tawa yang konyol adalah Brian Elvis dan Elden Ezwa. Mereka bertigalah yang sering menganggu dan mengerjai Arthur.

     Seperti yang Alvin katakan, Arthur adalah seorang yang tidak berguna. Rambutnya dipotong pendek dan tidak dalam seperti kelihatan baru bangun tidur. Dia tidak berkepribadian tegas tapi bukan berarti dia adalah seorang anti-sosial. Selain itu, dia jelas-jelas menjawab kembali dalam pembicaraan dengan orang-orang.

     Kritik yang diterima orang tidak berguna dari masyarakat sudah jelas. Secara umum, tingkat ejekannya bervariasi, tapi tidak pernah sampai memusuhinya terang terangan.

"Arthur, selamat pagi! Kamu hampir terlambat seperti biasanya. Kau seharusnya mencoba datang lebih awal Arthur."

     Pria tersebut berjalan mendekatinya. Dikelas ini, tidak, diseluruh sekolah, dia adalah salah satu dari sekian banyak orang yang memperlakukan Arthur dengan ramah.

     Namanya adalah Revan Robert. Revan memiliki rambut hitam pendek, dan mata yang sedikit tajam serta memberikan kesan tegas.

     Jadi, kenapa seorang seperti Revan memperlakukan baik Arthur sangat baik? Ini mengakibatkan malam-malan tanpa tidur bagi Arthur.

     Saat Arthur ingin menjawab sapaan dari Revan, tiba-tiba kami semua terjatuh ke dalam, lubang itu berada tepat dibawah kelas kami, itu sangat tiba-tiba dan kami tidak bisa menghindar.

     Kami semua jatuh dan sampai akhirnya terhenti di tanah yang disekitar nya sedikit gelap dan menakutkan, disini ada Revan, Arthur,  Alvin, Brian, Elden, dan siswa-siswi lainnya beserta satu guru perempuan bernama Iris Joy.

     Tidak lama kemudian, muncul tampilan tepat di depan muka Arthur yang berisi statistik, nama, level dan sebagainya. Setelah itu, Revan mendekati Arthur dengan cepat dan tergesa-gesa.

"Arthur, di depan muka kau tadi ada tampilan tidak? isinya seperti di game MMORPG."

"Y-ya, tadi muncul di depan mukaku, kira-kira apa yang sedang terjadi saat ini?"

"Entah, aku juga tidak tahu."

     Saat aku dan Revan sedang berbincang, tiba-tiba ada sebuah jalan yang terbuka. Kami semua bingung, tetapi tidak lama setelah itu, Bu Iris dengan cepat pindah ke barisan paling depan.

"Ibu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi ibu akan menjaga kalian semua, ayo ikuti ibu, kita akan kedalam."

"Baik!"

-Bersambung-