Chereads / Ranting - Ranting Patah / Chapter 3 - Pangandaran

Chapter 3 - Pangandaran

BUUGH!! Tangan kanan menerjang dengan balutan emosi dan semakin kencangnya pacuan jantung mengirimkan darah ke sekujur badan. Kekuatan apa yang mendorong tubuh kurus ini begitu bergairah untuk mengamuk.

Once berdendang dengan lantang seakan berdiri di belakang menyemangati bersama kumpulan Dewa lainnya.

INGIN KUBUNUH PACARMU

SAAT DIA PELUK TUBUH INDAHMU

DI DEPAN TEMAN-TEMANKU

MAKAN HATI JADINYA CANTIK

AKU..CEMBURU..

Tanpa kontrol pukulan terus dilancarkan meski pria tegap yang sedang berpelukan bersama gadis berambut sebahu sesaat yang lalu sudah tersungkur ke pasir Pangandaran, merasa pada puncak amuan tiba-tiba ada benturan kuat di belakang kepala. Refleks menoleh mencari sumber rasa sakit, segumpal tinju hinggap ke mata kanan. 3 pemuda menyerangku dengan bersamaan. Tinju bergemuruh memperlakukan kepala layaknya gendang. Tulang rusuk kanan berderak terkena sepakan keras.

BUUGH!! bunyi itu berganti dengan kejatuhan tubuh. Samar terdengar suara wanita berteriak "Hentikan teman-temanmu Joni!! Mereka bisa membunuh dia". Pandangan total jadi gelap.

Dengan menahan sakit mataku perlahan terbuka. Bagaimana ceritanya tidak lagi dipahami saat ini suasana pantai berganti dengan ruangan serba putih, aroma kimia menerpa penciuman. Dugaanku ini di rumah sakit. "Masih hidup kau Disa, badan kerempeng begitu berlagak jagoan!". Bentakan dari bangku pojok ruangan menyambut, ini lah Suzeno kawanku selalu punya cara yang jujur untuk menasehati dengan cara berbeda.

Suzeno menjelaskan dengan rinci tentang liburan ke Pangandaran berakhir pengeroyokan, pemicunya adalah aku sendiri yang terlalu emosi dibakar cemburu.

Kawanku blasteran Batak dan Jawa ini juga mengatakan aku koma selama 7 hari. Tidak berselang lama pikiran sudah kembali berkeliaran jauh mengingat insiden itu. Di luar mentari merangkak naik perlahan.

Dalam hati aku ingin menuliskan.

Wahai pagi

Sampaikan salamku pada seseorang

Gadis periang yang masih belia dan beranjak dewasa

Berambut hitam panjang melebihi bahu

Berkulit kuning langsat yang begitu membuatku terpana

Aku rindu