"Dev.. Dev... Ian.." suara terpatah patah itu keluar dari bibir Angel. Dia mencoba menggerakkan tangannya. Meraba sekitarnya. Suaranya masih terasa sangat berat Seolah tenggorokannya tercekik sesuatu.
"Egg... Dev.. " Angel terus mencoba memanggil nama Devian dengan suara sebisanya. Lehernya benar-benar sangat kering. Dan, terasa berat. Angel, meneteskan air matanya. Dia berusaha memanggil nama Devian masih belum ada jawaban darinya. Hingga tangan Angel berhasil memegang kepala Devian yang tergeletak di atas ranjangnya.
Devian yang tertidur di kursi. Kepala di ranjang. Dengan kedua tangan menumpu kepalanya. Dia seketika beranjak duduk. Membuka matanya cepat. Melihat Angel yang sudah tersadar dari namanya. Antara ingin menangis bahagia L. Atau tersenyum senang. Dia tak bisa alami mengungkapkan perasaannya. Saat ini wajahnya masih bengong. Dia belum percaya dengan apa yang dilihatnya. Bibirnya bahkan tak sanggup mengucapkan kata-kata lagi.
