"Sakit, kamu bisa pelan-pelan gak sih?" kata Hans. Menahan rasa sakitnya.
"Lagian kamu ngapain, juga gelas pecah kamu sentuh. Kalau emosi lupakan padaku. Jangan sakiti diri kamu sendiri. Lagian, aku yang salah." kata Dea. Dia sibuk mengobati luka Hans. Setelah warganya sudah benar-benar berhenti. Dea mengobati dengan obat alkohol. Lalu, memberikan obat merah. Membalut tangan Hans dengan perban dengan sangat hati-hati.
Sesekali Hans melirik ke arah Dea. Dia tersenyum tipis. Hatinya merasa sangat gundah saat dia merasa jika Dea benar-benar sangat cantik. Tapi, percuma juga mencintai dia tidak akan pernah ada harapan apapun. Dan, tidak akan mungkin juga ada harapan.