"Santai saja. Jangan terbawa emosi. Aku hanya bercanda." kata Arga, menarik salah satu alisnya ke atas.
David menarik sudut bibirnya sinis. Bibirnya bahkan hampir saja mengumpat kesal. Mungkin, bisa semua kata-kata kotor keluar dari bibirnya. Bahkan, wajah tampaknya saja sudah memerah menahan amarah yang ingin meledak-ledak dalam dirinya.
"Gak lucu bercandanya." geram David.
"Sayang, boleh aku bicara berdua dengan Arga. Ada hal yang ingin aku tanyakan padanya."
"Bicara apa lagi? Kenapa harus berdua. Aku mau kamu sama aku disini. Kalau mau bicara harus ada aku." kata David mengeraskan suaranya.
"Sayang, sebentar saja. Hanya lima menit." kata Salsa memohon.
"Gak mau, harus ada aku disini. Kalau kamu disentuh dia gimana?" tanya David kesal.
Salsa tersenyum simpul. "Gak mungkin juga jika Arga menyentuhku." kata Salsa.
Drrrtt.. Drr...
