Hans duduk di ranjang Dea. ia melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja. tak hentinya terus menyala. Hans bangkit dari duduknya, meraih ponselnya. Ke dua katanya melebar saat melihat siapa nama yang tertera di layar ponselnya.
"David? Apa dia ingin kembali dengan Dea?" gumam Hans. Hatinya terasa sakit, tapi mau gimana lagi.
"Kalau memang dia ingin kembali dengan Dea. Aku ikhlas, jika itu bisa menjadikan Dea bisa tersenyum lagi. Aku relakan David bersama dengan Dea lagi." gumam Hans, ia menarik napasnya dalam-dalam. Dan mulai menyiapkan hatinya. Siap untuk terluka kesekian kalinya.
Hans mengangkat telfon dari David.
"Hanss… Gimana keadaan Dea sekarang?" tanya David. Ia masih kepikiran tentang orang yang pernah singgah di hatinya. Meski perlahan tempat singgah itu di hancurkan olehnya sendiri.
Perasaan Davis bagaikan tebing yang perlahan mulai mengikis saat di hantam derasnya ombak pantai. Dan dia tak bisa melindunginya.