Alan membuka pintu apartemen Salsa. Dan sesuai perintah darinya. Meski dia merasa sangat malas untuk berjalan. Separuh nyawanya masih belum kembali sempurna ke dalam tubuhnya. Dan dia juga, belum juga mandi. Ia malu jika wanita yang datang nantinya. Alan membuka lebar pintunya, ia tertunduk melihat sebuah pakaikan casual biasa, seketika Alan mengangkat kepalanya menatap malas sosok di depannya. Ke dua matanya melebar melihat laki-laki yang bediri di depannya.
"Kenapa kamu di sini?" tanya Alan tajam.
"Bukanya ini apartemen Salsa?" tanya Arga, menarik ke dua alisnya ke atas. Tatapan laki-laki itu membuat Alan semakin geram. Ia mempererat cengkramannya. Seakan tak mau melepaskannya. Rasa dendamnya pada Arga membuat emosinya semakin menggebu.
"Lebih baik kamun pergi saja." pinta Alan. "Jangan pernah kamu ganggu Salsa. Aku tidak akan tinggal diam Dan aku akan selalu jaga dia."