Keesokan harinya. Semua nampak hening. Rumah yang semula penuh kebahagiaan. Kini nampak sunyi, tanpa ada sepatah kata keluar dari keluarga mereka. Dan bahkan tak ada yang keluar dari kamarnya masing-masing.
Dan Devian keluar dari mobilnya. Berjalan dengan langkah ringan penuh emosi. Wajahnya memerah, gigi menggertak, aura di sekitarnya berubah mencengkam seketika. Ia membuka perlahan pintu rumahnya.
"Alanโฆ Kamu di mana?" teriak Devian berjalan masuk ke dalam rumahnya. Devian memang tak pernah pulang ke rumahnya. Dan dia sudah punya rumah sendiri untuknya dan masa depannya nanti. Merasa tak ada jawaban Devian berjalan menuju ke kamar Alan.
Oma melihatnya dengan wajah nampak aneh. Ia mencoba nendekatinya, namun ia ragu jika Devian gak mau di ganggu nanti.
"Maaf, apa kamu lagi ada masalah?" tanya mamanya, berjalan mendekati Devian.