Sialan. Kenapa dia terus memojokkanku. Seolah dia tahu aku sudah bisa melihat. Apa memang dia sudah tahu? Lagian kenapa aku juga terlalu bodohnya tadi bisa-bisanya aku menatap kedua mata David. Astaga.. Aku yang bodoh ternyata.
"Kenapa kamu selalu curiga padaku?" tanya Salsa.
"Aku gak curiga. Aneh-aneh saja. Lagian, kenapa kamu mau datang ke tempat Arga." kata David, dia masih fokus mengemudi mobilnya.
"Gak curiga, tapi kamu menyepelekan aku. Oke, karena aku gak bisa akibat. Kamu menganggap aku lemah. Menganggap aku tidak bisa apa-apa?" tanya Salsa mengeraskan suaranya.
David melirik ke arah Salsa. "Bukan maksud aku seperti itu. Aku sana sekali tidak berniat seperti itu. Aku hanya tanya, Sa."
Salsa menarik sudut bibirnya sinis. "Tanya katamu? Tanya dengan kedok merendahkan. Seolah aku wanita rendah yang buta dan gak bisa apa-apa." Pekik Salsa mengeraskan suaranya.