Devian tiba-tiba terlihat sangat marah. Ke dua matanya menajam. Dengan wajah yang terlihat begitu merah penuh dengan amarah yang mengepal di hatinya.
"Apa yang kamu katakan tadi?" tanya Devian.
"Aku tidak mengatakan sesuatu. Tapi hanya bilang berpikiran positif. Jangan kamu selalu kaitkan semuanya dengan bunuh diri, atau penculikan, dan yang lainya.
"Maka dari itu. Aku sekarang memberi tahu kamu. Dia tidak bisa senormal wanita yang lainya. Jadi jangan anggap ini masalah enteng. Kamu gak tahu kak, gimana rasanya jika orang yang kita cintai tiba-tiba dia dengan kondisi buruk pergi tanpa kabar." gumam Devian menatap ke arah David tajam.