semua bercerita tentang cinta, menyukai seseorang, memiliki, menyayangi.
kadang aku ingin juga merasakan apa itu cinta.
Aku seakan lelah menghadapi pertanyaan yang bertubi-tubi ditunjukkan padaku.
Orang tua ku bahkan orang terdekat ku mendesak agar aku segera memiliki pendamping hidupku..
kadang aku berpikir menikah itu sebagai ajang perlombaan atau kita yang memilih seorang suami itu seperti memilih cabe di pasar x nya😂😆
Kini aku duduk di sebuah butik bersama sahabatku,
"Her aku tuh nggak habis pikir, deh perlu banget ya, tiap ketemu orang pertanyaan itu-itu Mulu?
kuping ku sampai khatam tujuh juz-amma tau gak ?
mendengar itu Hernita semakin memusatkan pandangan padaku.
dia tak kunjung membuka suara, sehingga dengan lugas aku mengukapan kekesalan ku pada sahabatku.
"kamu ini aneh la Inna", ucap Hernita santai sambil menjahit.
" koq aneh se???"
"takut nikah Inna??? tanya Hernita.
"aku tidak takut her,"kelasku berapi-api.
"kamu sendiri juga belum nikah her," ucap ku
" aku bukan belum mau nikah, tapi calonku yang masih menundanya," ucap Hernita kesel
"Entah la kadang aku berpikir seandainya ada cowok ganteng, Sholeh tiba-tiba datang melamar rasanya indah sangat," ucap ku sambil tersenyum.
"jangan banyak mimpi Inna klau jatuh sakit tau?" ucap Hernita tersenyum.
"hehehehe..
Ea udah la her aku pulang dulu udah sore, belum lagi menghadapi bos gila di kantor, lengkap sudah derita hidup ku. aku meninggalkan butik sahabat ku.
untuk menghadapi kehidupan yang akan datang.
rasa pagi begitu cepat bagi ku, males banget aku pagi ini ke kantor ketemu bos gila, belum lagi jumpa orang gila di butik.