Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Hey, Rutak

🇮🇩Laigtomea
--
chs / week
--
NOT RATINGS
10.6k
Views
Synopsis
Rudi mengalami kebotakan di saat berumur 10 tahun. Dia selalu dihina dan dikatain oleh teman-teman nya karena kebotakan nya. Karena kebotakan nya Rudi dipanggil Rutak yang merupakan gabungan dari Rudi Botak. Untuk mengubah nasibnya sebagai orang botak, Rudi berusaha menutupi kebotakan nya di SMP dan SMA. Apakah usaha Rudi berhasil? Ini adalah kisah perjalanan hidup seorang Rudi yang mengalami kebotakan permanen yang ingin mengubah nasibnya karena kebotakan nya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Rutak Born

Halo semua perkenalkan nama gue Rudi Tansiur. Gue adalah anak SMA Harapan 1 di sebuah tempat di Jakarta. Mungkin disini gue bakal menceritakan kehidupan gue dari gue SMP sampai masuk SMA Harapan. Yah bisa dibilang cerita ini adalah cerita yang membosankan bagi beberapa orang tapi cerita hidupku ini mungkin dapat membuat kalian tertawa, sedih, ataupun kesal karena tingkah laku gue.

Oke pertama gue akan bercerita awal dari kelahiran gue di dunia ini. Gue dilahirkan dari rahim seorang Ibu yang cantik dan baik hati, Kata Ibu kelahiran gue adalah hal yang paling membahagiakan bagi dirinya. Aku lahir tanpa seorang Ayah tapi bukan berarti gue lahir begitu aja tanpa pembuahan sel telur, maksudnya Ayah gue meninggal dunia saat kandungan gue 7 bulan.

Sampe gue berumur 7 tahun gue bisa dibilang anak normal dibandingkan dengan anak-anak lainnya tapi saat gue berumur 10 tahun rambut gue tiba-tiba rontok semua sampai gue botak kinclong. Ibu dan gue gak tau penyebab kebotakan gue tapi kata dokter gue mengidap Alopesia atau kerontokan rambut diseluruh tubuh gue termasuk ketek dan bagian bawah gue sampai sekarang.

Karena kebotakan gue di umur 10 tahun teman-teman gue mulai memanggil gue Rutak yang merupakan gabungan dari Rudi Botak. Semua orang di SD gue memanggil gue Rutak termasuk guru, petugas sekolah, satpam, dan bule-bule di kantin. Awalnya gue selalu marah dipanggil begitu sampai akhirnya gue terbiasa dan menerima nama panggilan yang terhina.

Gue lulus SD di umur 12 tahun dengan nilai yang lumayan tinggi. Dengan nilai gue yang lumayan tinggi itu membuat gue percaya diri untuk bersekolah di SMP Manggis yang terkenal. Gue daftar, terus pulang, berdoa, menunggu hasil selama 7 hari, dan benar saja gue pun masuk di SMP Manggis. Gue masuk di SMP ini untuk menghindari teman-teman SD gue yang tau tentang kebotakan gue.

Untuk mencegah kejadian di SD terulang lagi, gue make wig untuk menyembunyikan kebotakan ku ini. Gue berhasil menyembunyikan kebotakan gue sampai Kelas 2 saja karena diawal masuk ke kelas 3 kebotakan gue terbongkar karena gue lupa make lem perekat di wig gue. Alhasil satu sekolah heboh karena melihat kebotakan gue. Karena sudah ketahuan gue pasrah dan menerima apapun yang akan terjadi di masa depan. Pokonya setelah ketahuan setiap upacara gue diasingkan ke tempat yang tidak kena matahari karena semua orang takut kalau matahari kena kepalaku nanti cahaya kantuk dan bikin silau. Di saat itu gue merasa terhina tapi di saat itu juga gue merasa tersanjung karena gue dikasih tempat spesial buat ikut upacara.

Pokonya di kelas 3 gue sama sekali gak merasa tenang! Karena setiap gue lewat pasti aja orang menutup matanya, ingat ya semua orang!. Dan panggilan Rutak kembali kudengar di kelas 3. Sial!.

Masa-masa SMP gue hancur ditahan terakhir gue Di SMP! Sial gue sungguh bernasib sial! Gue gak pernah pengen punya kepala botak kinclong begini, kenapa harus gue yang mengalami kebotakan seperti ini. Dunia ini tidak adil.... Begitulah pikir ku sebelum bertemu dengan seseorang.

7 hari sebelum Ujian Nasional dilaksanakan gue berdiam diri di sebuah taman dekat rumah gue. Gue bukan merenung karena UN tapi merenung mencari cara agar kebotakan gue ini gak lagi jadi bahan tertawaan sampai gue lulus. Gue takutnya nanti pas masuk SMA gue bakal jadi bahan tertawan lagi, jujur ini sama sekali gak enak, menjadi orang botak tidak enak.

Saat gue merenung sangat dalam tiba-tiba datang seorang cewek berpakaian sweater mendatangi ku dan menyapaku.

"H-Halo permisi..." Ucap cewek itu.

Aku melihat kearahnya. Dia melihat kepala ku sampai ternganga dan membuatku agak tersinggung.

"Jika kau ingin bilang aku botak aja sana pergi." Ucapku dengan nada marah.

"Maaf ya kalau kamu tersinggung tapi boleh kah aku bertanya?"

"Tanya apa?".

"Bagaimana kamu bisa botak kinclong seperti ini? Aku belum pernah ngeliat botak yang sekinclong ini."

Aku mendesah lalu berdecih kesal. Semua orang melontarkan pertanyaan itu setiap melihat kebotakan ku. Tapi tidak ada alasan bagiku untuk tidak menjawab pertanyaan nya.

"Aku mengidap penyakit Alopesia." Jawabku dengan nada pasrah.

Dia terdiam lalu memandangku dengan tatapan sedih. Aku lumayan terkejut karena dia memperlihatkan wajah sedihnya saat mendengar penyakit ku, kalau orang lain malah tertawa dan memegang-megang kepalaku.

"Maaf ya seharusnya aku gak nanya." Ucapnya dengan nada sedih.

"Namaku Kiana Alinda Asri, salam kenal ya." Lanjutnya.

Dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman denganku. "Namaku Rudi Tansiur, salam kenal juga." Kami pun bersalaman tangan.

Susana canggung muncul setelah kami berkenalan. Kami berdua tidak memulai percakapan karena aku tidak ada hal yang kubicarakan, tapi kalau Kiana mungkin dia agak merasa bersalah karena masalah tadi.

"Rudi ya...Apa kamu marah karena kamu ngalamin kebotakan?" Akhirnya di bertanya.

"Iya aku marah banget. Dengan kebotakan ini gue jadi sering dihina dan dijauhi karena takut silau."

Aku melihat Kiana yang sedang menahan tawanya karena mendengar jawabanku. Jujur itu memang hal lucu untuk sebagian orang, aku jadi bingung apakah orang botak diluar sana sama kayak aku ya nasibnya?.

"Maaf aku tertawa. Tapi ya Rudi kebotakan yang kamu alami ini mungkin adalah sebuah cobaan untukmu." Ucapnya.

Cobaan? Aku pernah berpikiran kayak gitu tapi ya namanya cobaan itu ada batasnya gak kayak gini! Gue udah enek dipanggil Rutak ataupun botak! Tuhan tolong berikan aku rambut lagi!!!.

"Bagiku ini kesialan..." Jawabku dengan nada rendah.

Kiana berdiri lalu menghadapku. Dia memegang kepalaku lalu mengelus-elus nya. Biasanya aku benci kepalaku dielus-elus tapi waktu dielus-elus Kiana aku langsung merasa nyaman soalnya elusan nya seperti elusan Ibuku.

"Sesuatu yang kau dapatkan adalah berkah dari Tuhan. Suatu saat kebotakan mu itu bisa jadi keberuntungan untukmu."

"Benarkah? Jika kebotakan ku ini bisa jadi keberuntungan ku suatu saat?".

"Iya aku yakin! Tapi kamu harus menerima kebotakan mu apa adanya, jangan mengeluh, dan jangan marah jika dibilang botak."

Setelah itu Kiana harus pergi karena dia harus pulang untuk belajar. Dia bilang aku pasti akan bertemu dengannya lagi suatu saat jika takdir menginginkan nya.

Setelah itu aku merenung lagi dan memikirkan kata-kata Kiana tadi. Aku pikir apa yang dia katakan benar juga selama ini aku selalu menolak kebotakan ku karena itu aku selalu marah dibilang botak.

Setelah pertemuan ku dengan Kiana, aku jadi percaya diri dengan kebotakan ku. Hari pertama UN semua orang menutup jendela karena menghindari cahaya matahari masuk dan mengenai kepalaku. Biasanya aku langsung marah tapi kali ini aku hanya diam dan mengerjakan soal-soal UN.

Hasil dari gue menerima kebotakan gue menjadi orang yang suka bercanda dan menertawakan kebotakan ku bareng-bareng teman gue. Mereka kebingungan dengan perubahan sifatku tapi mereka tidak memperdulikannya dan tetap menertawakan kebotakan ku

Gue jadi sangat santai dan tidak marah-marah lagi. Hari kelulusan banyak orang yang berfoto dengan gue karena kebotakan gue. Banyak juga cewek yang berkerumun untuk berfoto dengan gue hehe. Gue rasa ini adalah keberuntungan yang gue dapat dari kebotakan gue.

Gue juga mendapat nilai yang sangat bagus di UN jadi gue memutuskan untuk masuk ke SMA Harapan 1. Di SMA Harapan 1 gue punya tujuan besar yaitu menjadi terkenal di satu sekolah dengan modal kebotakan gue. Dengan tujuan besar ini gue akan membuktikan kata-kata Kiana kalau kebotakan gue akan menjadi keberuntungan buat gue.

Apakah mimpi gue berhasil? Hmmm gue belum tau karena gue baru aja masuk SMA Harapan 1. Yah setidaknya di masa-masa SMA gue pengen rasain punya pacar cantik yang bisa nerima gue apa adanya, kalau bisa sih Kiana jadi pacar gue hehe.

Nama Gue Rutak, ini adalah kisah hidup gue.