Chereads / the story of Zaira / Chapter 3 - Mabuk

Chapter 3 - Mabuk

"Zaira!"

Zaira tersentak saat telinganya menangkap suara sahabatnya.irina.dia satu satunya orang yang mau berteman dengannya,orang yang selalu menguatkannya saat ia terpuruk,dan satu satunya orang yang berani menentang ancaman Reza untuk menjauhinya.

"Irina... "

"maaf,aku tidak berangkat kemarin. Apa Reza menyakitimu??" tanya Irina.

Ya,dia selalu menyakitiku irina.Mungkin akan selamanya begitu.

Ia ingin sekali mengatakan yang sejujurnya,tapi ia tahu itu akan membuat irina semakin mengkhawatirkannya.

"Tidak, dia sama sekali tidak menyakitiku."jawab zaira,tentu saja dengan senyum diwajahnya cukup untuk memudarkan kekhawatiran sahabatnya.

"Syukurlah...,aku benar-benar khawatir denganmu." irina mengelus dada lega.

"kau terlalu berlebihan irina..." zaira terkekeh.

" kau tahu, aku akan selalu khawatir selama iblis itu ada didekatmu."ujar irina dengan nada benci yang kental.

"Jangan menyebut dia iblis irina, dia baik." kata Zaira.

"hei!! Sepertinya kau sudah dibutakan oleh cinta Zaira! Reza itu iblis,dia sama sekali tidak cocok untuk gadis sebaik dirimu!" Irina berkata dengan geram.

Cinta? Benarkah dia mencintai Reza?? Padahal dia tahu, kalau selamanya dia tidak akan bisa bersama Reza. Bahkan takdirpun sudah memutuskan. Zaira terdiam kemudian berujar..

"Sepertinya aku memang sudah buta irina... "

***

Hari sudah malam,Zaira mengetatkan jaketnya saat hawa dingin menusuk kulitnya. Ia berencana pergi ke mini market yang ada dipinggiran kota.

Sesampainya disana,Zaira langsung menuju rak tempat roti dan susu untuk sarapannya besok. Setelah membayar,kakinya melangkah menjauhi tempat itu. Saat diperjalanan,ponselnya bergetar menandakan pesan masuk.

liefste :

Zaira, pulanglah. Aku tahu tugas itu sangat berat untukmu.aku tau semua perilaku Reza padamu. Biarkan aku saja yang menggantikannya... Aku tidak ingin kau terus menderita hanya karena tugas bodoh itu.

Zaira tau itu pesan dari siapa, dengan cepat ia mengetik jawaban untuk pesan tersebut.

Zaira : Maaf...

Lalu memasukkan ponsel itu kembali ke sakunya. Saat di jalan yang sepi dan cahaya lampu yang temaram,ia mendengar gumamam seseorang yang samar samar.

Ia melihat siluet orang yang sedang terduduk di dekat pilar lampu.zaira mendekat, betapa kagetnya ia melihat wajah orang itu...

Reza!

Zaira segera melepaskan jaketnya saat melihat Reza menggigil kedinginan.ia memasangkan jaket itu ke tubuh Reza dan menghiraukan hawa dingin menusuk kulitnya.Bau alkohol yang menyengat membuatnya menyadari.laki-laki ini mabuk!

"Reza! Apa yang kamu lakukan disini?!"

"Siapa kau??"tanya Reza.

"a-aku sahabatmu,zaira"jawab zaira kikuk.

"Oh benarkah? Aku tidak pernah merasa punya sahabat secantik dirimu.kulitmu kenapa bisa sehalus ini?" tangan reza menyentuh kulit pipi zaira,membuat rona merah samar-samar muncul disana.

Astaga! Laki-laki ini benar-benar mabuk!

Apakah efek mabuk seperti ini?! Ia baru tahu karena ia sama sekali tidak pernah menyentuh alkohol. Huhhh... Sungguh mengerikan.

"Owh! Kacamata yang unik, boleh kucoba?" tangan Reza bergerak mengambil kacamata yang dipakainya.

"Reza! Apa yang kau lakukan?! Aku tidak bisa melihat tanpa kacamata itu!" zaira berujar panik.ia menghentikan tangan Reza yang hendak mengambil kacamatanya.

"kenapa mataku berat sekali! Sialan! Sedang ada bidadari di depanmu dan kau malah ingin menutup! dasar mata sialan!!" semburat merah semakin terlihat di pipi zaira.

Setelah mengatakan itu,Reza pingsan membuat zaira panik dan akhirnya memutuskan membawa Reza ke apartemennya saja. Untung dia tahu passwordnya, Reza sendiri yang memberitahukannya karena ia akan selalu datang untuk sekedar membersihkan kamar Reza.

***

TBC