Chereads / Expensive Baby / Chapter 10 - Bab 9. Kesepakatan Terjadi

Chapter 10 - Bab 9. Kesepakatan Terjadi

Elena duduk menunggu di lobi sebuah gedung apertement mewah. Elise sudah menghubunginya untuk bertemu di tempat itu agar bisa membicarakan kesepakatan mereka. Dan Elena datang tiga puluh menit lebih awal dari waktu yang mereka janjikan. Dia sangat berharap Elise dapat memenuhi permintaannya tentang uang cash lima ratus juta sebagai bayaran diawal kesepakatan mereka.

Tak lama kemudian Elena melihat Elise dan juga Brian berjalan masuk ke dalam gedung. Elena langsung berdiri menyambut kedatangan mereka. Sudut bibir Elena tertarik membentuk sebuah senyuman untuk menyapa mereka, tapi senyum itu langsung lenyap saat mendapat tatapan tajam dari pasangan suami istri yang kini di hadapannya.

"Ikut kami." Elise berjalan sambil menggandeng lengan Brian menuju lift. Elena hanya bisa mengangguk pasrah dan membuntuti mereka.

Kini Elena sudah duduk di ruang tamu apartemen milik Brian. Dia duduk di sofa single yang berhadapan dengan Elise dan Brian yang duduk di sofa panjang di depannya.

"Sesuai kesepakatan kita kemarin, aku sudah meminta pengaraca untuk membuat surat perjanjian kontrak mengenai kesepakatan ini." Elise mengeluarkan amplop dari dalam tas mewahnya.

"Baca surat perjanjian ini, aku sudah membuat semuanya dengan jelas di sana."

Elena mengambil amplop itu dan mengeluarkan beberapa kertas tentang kesepakatan ini yang harus dia baca.

Mata Elena menyusuri setiap kata yang tertulis dalam surat perjanjian itu. Di sana tertulis jelas bahwa Elena harus hamil sebelum enam bulan dari perjanjian ini.

"Bagaimana jika aku tidak hamil dalam jangka waktu enam bulan itu?"

"Maka kau harus mengembalikan separuh uang pembayaranmu yaitu dua ratus lima puluh juta."

Elena terdiam. Bisakah dia hamil dalam waktu enam bulan? Bagaimana jika Elena tak hamil? Jika itu terjadi, dia harus mengembalikan uang dua ratus lima puluh juta kepada Elise. Darimana dia mendapatkan uang sebanyak itu.

Elena menggeleng pelan mengusir kerisauan sesaatnya. Yang paling penting saat ini adalah mendapatkan uang lima ratus juta untuk biaya operasi Diego. Masalah kehamilannya, Elena harus yakin dan percaya. Lagipula dia wanita yang sehat dengan siklus menstruasi yang teratur tiap bulan.

Elena kembali membaca surat perjanjian itu.

"Jadi, aku harus tinggal di apartemen ini selama masa perjanjian sampai aku melahirkan?"

"Ya. Selama kau masih terikat kontrak perjanjian dengan kami, kau harus tinggal di apartemen ini. Jika nanti kau hamil dan usia kehamilan sudah tua, kita berdua akan bertukar tempat."

Elena terdiam mencerna setiap perkataan Elise. Walau dia terburu-buru untuk mendapatkan uang lima ratus juta itu, namun dia harus memahami semua perjanjian ini.

"Aku hanya tinggal di apartemen ini dan berhubungan dengan suamimu hingga hamil dan melahirkan anaknya." Elena sama sekali tak ingin menatap ke arah Brian. Dia enggan menatap pria itu, seakan takut dan sangat malu karena setuju dengan perjanjian ini.

"Ya, benar."

"Itu berarti aku masih bisa bekerja dan bebas pergi kemanapun. Selagi aku siap sedia untuk tetap tidur dengannya."

Elise terdiam sebentar. Hatinya sakit saat mendengar Elena mengatakan akan tidur dengan Brian. Dia juga khawatir Elena akan mengingkari kesepakatan ini dan kabur setelah mendapatkan uang lima ratus juta. Melihat keraguan Elise, Elena dengan cepat berkata.

"Aku tidak akan kabur. Aku akan menjalankan kewajibanku hingga perjanjian ini selesai."

"Baiklah. Kau masih bisa memiliki waktumu sendiri. Tapi kau harus selalu di apartemen setiap malam."

"Tak ada lagi yang ingin kusampaikan. Aku akan tanda tangani surat ini jika kau memberikan uang lima ratus juta padaku sekarang."

"Kami tidak bisa membayarmu full di muka. Kau hanya mendapat..."

"Lima ratus juta saat ini atau kesepakatan kita batal," desak Elena.

"Kau pikir kami bodoh dengan membayarmu dimuka. Tak ada yang menjamin kau tak akan kabur setelah mendapatkan uang lima ratus juta itu," ucap Brian menatap tajam Elena.

"Apa kau pikir aku bisa kabur dengan perjanjian yang sangat terikat seperti ini?" teriak Elena kesal dengan tuduhan Brian.

"Wanita licik mata duitan sepertimu pasti sangat mudah untuk kabur dan mengingkari kesepakatan," balas Brian tajam. Elena menatap mata tajam Brian lalu sedetik kemudian menatap Elise. Gadis itu berdiri secara tiba-tiba.

"Sudah kukatakan lima ratus juta hari ini juga atau tak ada kesepakatan diatara kita, Elise. Sepertinya aku hanya membuang waktuku dengan percuma untuk datang kemari." Elena menyampirkan tas selempangnya dan bersiap untuk pergi. Dia berbalik dan berjalan untuk keluar.

Elena bertaruh pada keputusannya saat ini. Dia bertaruh Elise pasti akan menahannya. Dia sangat ingat raut wajah frustasi adiknya. Dan Elena yakin Elise pasti akan menahan dan memberikan uang lima ratus juta itu padanya hari ini juga.

Elena melangkah ke arah pintu. Semakin lama, kakinya semakin berat. Apa Elise tak akan menahannya? Apa keputusan Elena untuk pergi seperti ini salah? Elena hampir saja mengumpat untuk merutuki kebodohannya yang bertingkah seakan tak memerlukan kesepakatan dan uang lima ratus juta itu, saat Brian memanggilnya.

"Tunggu!" Elena langsung berhenti melangkah namun sama sekali tak berbalik ke arah belakang.

"Kau benar-benar setuju dengan semua point dalam perjanjian ini?"

"Ya."

"Kau harus pergi setelah melahirkan dan anak itu akan menjadi milik kami untuk selamanya." Kali ini butuh waktu lama untuk Elena menjawab. Elena mungkin sudah gila karena menyetujui permintaan Elise, namun ibu mana yang rela anaknya menjadi milik orang lain dan tak pernah bisa dia temui sekalipun. Anak yang tak akan pernah memanggilnya ibu.

"Ya, aku akan pergi setelah melahirkan."

"Baik. Kami akan membayarmu di muka. Namun ingat, sekali saja kau pergi atau menghianati kontrak perjanjian ini, maka aku akan menuntutmu melalui jalur hukum."

"Aku tak akan melanggar kontrak perjanjian." Elena kembali duduk di sofa dan dengan cepat menandatangani surat perjanjian itu. Setelah itu Brian juga menandatangi berkas itu. Dan Elise pun menandatangani sebagai saksi.

"Dimana uangku?" ucap Elena tanpa basa-basi yang membuat Brian berdecak jijik.

"Kau benar-benar menjijikkan." Brian bangkit dan memasuki satu ruangan.

"Kau sangat berubah Elena. Kau memanfaatkan kelemahanku, kau menjual tubuhmu hanya demi uang."

"Tak ada yang gratis di dunia ini, Elise. Lagipula kita sama-sama membutuhkan. Kau mendapatkan anak suamimu dan aku mendapatkan uangku," balas Elena.

Tak berapa lama Brian kembali dengan sebuah koper di tangannya.

"Ini uangmu," ucap Brian sambil meletakkan koper itu di atas meja. Mata Elena berkaca-kaca, dengan cepat dia membuka koper itu. Rasanya Elena ingin menangis saat ini juga. Dengan uang ini dia bisa menyelamatkan Diego. Kekasihnya bisa dioperasi sesegera mungkin. Sudut bibirnya melengkungkan sebuah senyuman.

"Wanita rendah mata duitan. Matamu berubah hijau dan langsung sumringah saat melihat uang." Elena sama sekali tak perduli dengan sindirian Brian. Dia menutup koper itu dan memeluknya erat. Lalu memasukkan surat perjanjian miliknya ke dalam tas selempang. Elena akan membaca kembali surat itu nanti.

"Kesepakatan kita sudah selesai bukan. Aku harus pergi sekarang." Elena langsung berdiri.

"Kau ingin..."

"Kau tenang saja, aku tidak akan kabur. Sore nanti aku akan kembali kemari dan membawa beberapa pakaianku. Berdasarkan perjanjian aku akan tinggal di apartemen ini, bukan. Jadi, aku harus mengemasi beberapa bajuku," potong Elena cepat sebelum Brian menyelesaikan ucapannya

"Kau tak perlu cemas tuan Fernandez, Elise punya nomor ponselku." Setelah itu tanpa banyak bicara lagi Elena langsung pergi. Tujuannya saat ini hanya satu, rumah sakit tempat Diego dirawat.