Pemandangan sekitar jalan begitu indah, aku menikmati pemandangan di sepanjang perjalananku menuju ke yayasan Rumah batin milik Eyang Darmo. Aku masih merasa sedikit sedih karena harus berpisah dengan keluarga ku.
" Haaah "
Aku menguap.
Pemandangan gunung gunung yang berwarna hijau berhasil membuat rasa sedih ku perlahan menghilang, pemandangan itu pun membuat ku mengantuk dan tertidur pulas.
Aku tak tau berapa lama aku tidur, hingga pada saat aku membuka mata, aku sudah berada di pedesaan.
" Kamu sudah bangun Rin? "
Tanya Eyang Darmo kepada ku. Dia melihat ku dari kaca spion tengah mobil.
" Udah Eyang. "
Jawab ku kepadanya.
" Sebentar lagi kita bakalan nyampe kok, kamu jangan sedih lagi ya Rin, di Rumah batin kamu bertemu dengan teman teman yang baik dan ramah. Mereka semua juga memiliki kemampuan yang sama seperti mu, kamu tidak akan merasa kesepian lagi. "
Kata eyang Darmo sambil tersenyum dari kaca spion tengah mobil.
" Iya eyang, Airin gak bakalan sedih lagi kok. "
Jawabku kepada Eyang Darmo.
Setelah sepuluh menit berlalu dari percakapan kami tadi, kami pun tiba di Yayasan Rumah batin.
" Yok turun. "
Ajak Eyang Darmo kepada ku.
Aku lalu turun dari mobil dan mengikuti langkah Eyang Darmo. Eyang Darmo melangkah menuju pintu masuk yayasan tersebut, kemudian dia mengetuk pintu masuk rumah itu.
" Tok Tok Tok. "
" Siapa itu? "
Suara wanita terdengar merespon ketukkan pintu.
" Saya, Eyang Darmo. "
Jawab Eyang Darmo kepada wanita itu.
" krek "
pintu pun dibuka oleh wanita itu.
" Oh eyang, Silahkan masuk. "
Wanita itu menyambut kedatangan kami.
" Silahkan duduk. "
Wanita itu mempersilahkan kami untuk duduk. Aku dan eyang Darmo pun duduk setelah di persilahkan oleh wanita tadi. Wanita itu juga ikut duduk bersama.
" Anak anak dimana? "
Tanya Eyang Darmo kepada wanita itu.
" Mereka belum pulang sekolah. "
Jawab wanita itu dengan ramah.
" Saya masih ada kerjaan di Bandung, jadi saya harus pergi sekarang, sampaikan salam saya kepada anak anak ya. "
Kata Eyang Darmo kepada wanita itu.
" Maaf eyang, gadis cantik itu siapa? "
Wanita itu mengarahkan pandangannya kepadaku dan bertanya kepada eyang Darmo siapakah aku ini.
" Oh iya, Eyang hampir lupa menitipkan anak ini kepadamu. Perkenalkan, ini Airin Kanyasara, anak yang saya ceritakan kemarin di telfon, dia akan tinggal di sini sampai dia dapat memahami Cara mengandalkan kemampuan yang dimiliki olehnya. "
Eyang Darmo memperkenalkan ku kepada wanita itu, Kemudian eyang Darmo menitipkan ku kepadanya.
" Baiklah eyang, saya akan menjaga Airin sebisa mungkin, saja juga akan merawatnya seperti merawat anak anak yang lainnya. "
Jawab wanita itu dengan senyuman.
" Pak! Barang barang gadis itu sudah saya letakkan di kamarnya. "
Kata supir mobil Eyang. Dia melapor bahwa dia sudah meletakkan barang barang ku di kamar yang aku tempati.
" Ya sudah kalau begitu, kita akan segera berangkat. "
Jawab Eyang Darmo kepada supir mobilnya. Dia pun berdiri dari tempat duduknya dan berpamitan kepada ku dan wanita itu. Kami mengantarkan Eyang Darmo sampai ke depan rumah.
" Saya titip Airin dan jangan lupa sampaikan salam saya kepada anak anak lainnya. "
Kata Eyang Darmo kepada wanita itu.
" Rin Eyang pulang ya, Jaga diri kamu baik baik, dan jika kamu memiliki masalah, jangan sungkan untuk menceritakannya kepada Kaka ini. "
Pesan Eyang Darmo kepada ku.
" Baiklah Eyang, Hati hati di jalan. "
Jawab ku kepadanya.
Eyang Darmo pun melangkah menuju mobil dan masuk ke dalamnya. Mobilnya berputar untuk berbalik arah dan setelah itu Eyang Darmo membuka kaca mobil.
" Eyang pergi ya. "
Eyang Darmo menyapa kami dari dalam mobil. Kami juga menyapa balik kepada Eyang Darmo.
" Eh Eyang, jangan pergi dulu, saya sudah membuatkan minuman untuk eyang. "
Tiba-tiba wanita yang memiliki badan tidak terlalu gemuk keluar dari dalam rumah dan meminta Eyang untuk tidak pergi dulu karena dia sudah menyiapkan minuman. Tetapi dia terlambat, Eyang Darmo sudah menutup kaca mobil dan sudah rumayan jauh dari yayasan pada saat dia memanggil Eyang Darmo.
" Dasar gendut, buat minuman aja udah kaya buat rumah. "
Ejek wanita yang berada di sampingku dengan nada usil.
" Enak aja gendut, gwe itu langsing tau! Lagian gwe lama buatnya karena gwe buatnya itu pake hati bukan pake jantung kaya lu! Makanya makanan, minuman yang gwe buat lebih enak dari pada yang lu buat! "
Jawab Wanita gendut itu kepada wanita yang berada di sampingku. Dia menjawabnya dengan perasaan tidak terima, perasaan itu sudah kelihatan dari wajahnya.
" Udah deh, Gwe males debat sama lu! Ayo Rin ikut Kaka! "
Ajaknya kepada ku. Dia menarik tangan ku dan membawaku masuk ke dalam.
" Lah, kok gwe di tinggal? "
Kata wanita yang cukup gendut tadi. Dia pun berjalan mengikuti langkah kami.
" Duduk Rin ! "
Kata wanita itu dengan lembut. Aku pun langsung duduk dan tersenyum.
" Ayo diminum, minuman yang saya buat! "
Kata wanita yang rumayan gendut itu. Dia menawarkan minumannya kepadaku. Aku tersenyum dan mengangguk untuk merespon tawaran yang diberikannya. Aku mengambilnya segelas minumannya dan meminumnya sedikit.
" Gimana? enakkan? "
Tanya wanita itu setelah aku mendeguk minumannya.
" Iya enak kok minumannya! "
Jawab ku sambil tersenyum. Wanita itu tertawa bangga dan bertepuk tangan.
" perkenalkan, nama Kaka Amara Syahnaz. kamu bisa panggil aku Ka Amara. "
Wanita yang berada di sampingku memperkenalkan dirinya kepada ku. Aku mengangguk kepadanya setelah dia memperkenalkan diri.
" Kalau nama ku Leni Marlina, aku sering di panggil Kaka Marlina. "
Wanita itu pun memperkenalkan dirinya sambil tersenyum ramah.
" Gak ada yang nanya! "
Kata ka Amara kepadanya dengan jutek.
" Apaan sih lu? Gwe perkenalan sama ni bocah kok lu yang sewot! "
Jawab ka Marlina dengan tidak terima. Ka Amara pun tidak menghiraukannya dan langsung menarik tangan ku, dia mengajakku pergi meninggalkan ka Marlina.
" Kita mau kemana ka? "
Tanyaku kepada ka Amara.
" Kaka mau nunjukin kamar kamu. "
Jawabnya dengan singkat. Aku hanya melangkah dan mengikuti langkah nya. kami menaiki tangga dan hingga akhirnya kami pun tiba di kamar nomor enam.
" Krek. "
Ka Amara membuka pintu kamar ku dan membawaku masuk kedalamnya.
" Ini kamar mu Rin! "
Jelasnya kepada ku.
" Ka, Kaka kok gitu sih sama ka Marlina? kasian tau! "
Tanyaku kepada ka Amara.
" Airin, itu tadi cuma bercanda aja kok! "
Jawab ka Amara kepadaku sambil tersenyum. Kemudian kami pun duduk di atas kasur sambil membongkar tasku dan menyusun isinya atas meja dan kalau baju kami masukkan kedalam lemari.
Pada saat kami beres beres kamar, kami bercerita tentang alasan mengapa aku di titipkan di yayasan Rumah batin ini.
Setelah beres-beres selesai, aku pun bertanya kepadanya tentang Yayasan Rumah batin ini. Dia pun menjelaskan kapada ku kalau Rumah batin ini didirikan untuk menyelamat kan batin anak indigo dari hal hal yang tidak diinginkan, banyak anak indigo yang mengakhiri hidupnya dengan alasan dia tidak kuat dengan kemampuannya, itu adalah salah satu gangguan batin yang tidak diinginkan . Yayasan ini didirikan agar anak indigo tidak merasa kesepian dalam menghadapi kelebihan yang dimiliki olehnya. Yayasan ini memiliki kegiatan yang menakjubkan, yaitu berwisata ke alam gaib bersama sama. Di dalam kegiatan itu anak indigo akan di dampingi oleh eyang Darmo, kegiatan itu biasanya dilakukan pada akhir bulan. Yayasan ini hanya di jadikan untuk tempat tinggal, anak ank yang tinggal di sini akan bersekolah di kota dengan mengendarai bus yayasan. jangka waktu dari yayasan ke sekolah sekitar dua jam.
Setelah panjang lebar ka Amara bercerita tentang yayasan ini, dia pun menyuruh ku untuk beristirahat dan dia akan membangunkan ku pada saat anak anak lainnya pulang dari sekolah.
Kemudian dia keluar dari kamar ku. Aku pun langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku (mandi) yang lengket dengan keringat.
" Krek "
Aku membuka pintu kamar mandi dan keluar dari dalamnya.
Setelah selesai mandi aku pun mengeringkan badanku dengan handuk lalu mengenakkan baju piyama dan langsung beristirahat melepaskan lelahnya perjalanan menuju ke Yayasan Rumah batin ini.
Pengumuman:
Novel ini berlanjut di aplikasi Novel toon/manga toon