Chereads / Two Side / Chapter 1 - 1. Night Story.

Two Side

🇮🇩TaraMoore
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1. Night Story.

Seharusnya malam ini malam yang panjang, malam yang indah, malam yang akan tergantikan setiap malamnya. Namun Mirae harus merelakan malam ini.

"Appa!! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan aku!" Tuan Kim menarik paksa tangan Mirae yang memberontak untuk dilepaskan hingga meninggalkan bekas merah di pergelangan tangannya.

"Apakah begitu susahnya menuruti perkataan Appa?! Kau harus diberi pelajaran agar kau bisa memikirkan kesalahan mu!"

"Appa! Kau jahat!"

"Appa memang jahat! Appa tidak peduli!"

Tuan Kim membawa Mirae ke sebuah kamar terpisah di halaman belakang, dimana ada sebuah kamar seperti asrama kecil untuk beberapa bawahan atau pengawal Tuan Kim. Pikir Tuan Kim, Mirae tidak akan mudah kabur, karena akan dijaga oleh pengawalnya.

"Masuk!" Tuan Kim membawa masuk Mirae kedalam kamar namun ia menolak.

"Appa! Kau tidak bisa melakukan ini padaku!!!

APPA!

ABOEJI!!!"

Setelah bersusah payah akhirnya Mirae berhasil dikurung berkat bantuan kepala pengawal yang sedari tadi mengikuti dari belakang.

Bunyi gebrakan pada pintu tidak dapat meluluhkan toleransi Tuan Kim terhadap Mirae. Namun sejujurnya Tuan Kim tidak setega itu, ia hanya memberikan sedikit pelajaran agar Mirae jerah. Tuan Kim sedari awal sudah berpikir jika Mirae di kurung ia pasti tidak akan menyesali perbuatannya, Mirae akan semakin menjadi bebal. Tapi Tuan Kim melakukan apa yang sepatutnya dicoba.

"Kepala pengawal Jeon, kau bawa kunci ini, aku percayakan Mirae padamu".

"Baik Tuan." Jawab pengawal Jeon patuh. Ia menerima kunci kamar dan segera menaruhnya pada saku jas.

Setelahnya pengawal Jeon menatap kearah bawah pintu, menampilkan bayangan Mirae yang berusaha mendobrak pintu namun sia-sia, setelahnya pengawal Jeon benar-benar pergi menuju rumah utama mengikuti Tuan Kim.

"Hahh..." Tuan Kim menghela napas, ia memijat pangkal hidungnya. Sedikit tenang ketika putrinya Mirae telah ia kurung, namun juga ada rasa bersalah. Tuan Kim menyandarkan punggungnya dengan kepala sedikit mendongak. "Kau sudah bekerja keras, tidak sia-sia kau mengikuti Mirae beberapa bulan. Belakangan aku merasa curiga dengan Mirae maka dari itu aku menyuruh mu untuk mengikutinya. Entah apa yang membuatnya seperti itu". Tuan Kim menengok cepat pada Jeon, karena ia rasa seharusnya tidak perlu menceritakan yang tidak penting.

"Oh.. maaf seharusnya aku tidak perlu mengomel di depanmu juga..."

"Tidak. Saya tidak masalah dengan itu Tuan..."

"Baiklah kau boleh keluar". Jungkook pun membungkukkan badan lalu keluar dari ruang kerja Tuan Kim.

Jeon itu pengawal setia Tuan Kim, sudah berada disisi Tuan Kim sejak umur 17tahun. Saat itu pun badan Jeon sudah sangat besar, rajin berolahraga, memiliki etika yang baik, tegas juga tampan. Tuan Kim saja menyukainya, apalagi yang lain. Sekarang umur Jeon 22 tahun seumuran dengan Mirae, hanya saja bulannya lebih tua Jeon, September, sedangkan Mirae November.

.

"Kepala pengawal, Nona Mirae sepertinya sudah tenang". Anak buah Jeon melapor.

"Begitukah? Baiklah aku akan mengantarkan makanan pada Nona".

"Baik."

Jeon membawa sebuah nampan berisikan sup penghilang pengar karena sebelumnya Mirae telah mengkonsumsi minuman keras. P3K juga dibawanya untuk berjaga-jaga jika terdapat luka.

Sesampainya dikamar memang tidak lagi terdengar gaduh, lebih menjelaskan suasana yang tidak berpenghuni, namun Mirae ada didalamnya. Dibukanya kunci lalu melihat Mirae memejamkan matanya di atas kasur dan kakinya yang ditaruh di atas meja. Kondisinya sangat buruk, rambut berantakan, lipstik yang sudah tidak terlihat indah, tali dress yang turun dari pundaknya, bagian bawah dress yang tersibak, juga goresan-goresan dibeberapa tempat.

Jungkook tentu mengamati sebentar penampilan anak Tuan Kim, namun cepat-cepat membuang muka. Jeon juga laki-laki kalau ia tidak bisa menahan nafsunya urusannya akan beda lagi.

"Nona apa anda tidur?

Nona?"

Pengawal Jeon menaruh nampan dimeja, menggeser sedikit kaki Mirae.

"Jeon Jungkook? Kau yang mengadu pada Appa kan?" Tanya Mirae dengan mata terpejam, Jungkook sedikit kaget dan melirik Mirae karena ia pikir gadis itu tertidur, sedetik Jeon terdiam, karena memang ia yang mengadu namun tidak semudah itu untuk berkata gamblang.

"Saya mengikuti orang yang disuruh oleh Tuan, dan tidak sengaja melihat Nona di club yang sama. Saya melaporkan apa saja yang dilakukan oleh orang yang saya awasi, tanpa sadar melaporkan anda juga". Jawab Jungkook, ia hendak jujur saja namun dibuat berbelit-belit.

"Kenapa berbelit-belit? Aku hanya perlu jawaban iya atau tidak". Mirae tidak mempedulikan pekerjaan Jungkook yang mengikuti orang lain, namun ia hanya terpaku pada tugas Jungkook yang 'mengawasi', tentu saja Mirae juga termasuk. Mirae sejak awal sudah tahu kalau Jungkook itu mengawasinya namun tidak pernah sampai seperti ini, dikurung oleh Ayahnya, entah kata apa yang dilaporkan oleh Jungkook.

Jungkook diam, memang dibuat-buat agar pembicaraan tidak menjadi kemana-mana.

"Nona makanlah, Tuan menyuruh saya untuk memastikan anda untuk menghabiskan makanan".

Bruk

Mangkuk sup terjatuh di lantai, nampan besi berdenting, gelas kaca berisi minuman jeruk juga remuk, semuanya berantakan. Pelakunya adalah Mirae, memang disengaja. Jungkook berjengit mundur sedikitnya terkejut, sup yang jatuh terciprat ke celana kainnya.

"Bagaimana ini? Semuanya jatuh aku tidak bisa makan." Ujar Mirae santai tanpa dosa, masih dengan mata yang setia terpejam.

Jungkook sedikit terpancing emosi, maka ia menarik tangan kiri Mirae yang tidak terdapat memar dengan sedikit kasar hingga Mirae tertarik, "Mirae, tidak bisakah kau menurut pada Appamu sekali-kali, huh? Apa kau suka sekali di marahi?". Ujar Jungkook geram.

Akhirnya Mirae membuka matanya, menatap mata hitam Jungkook yang berada diatasnya sambil menggenggam tangan kirinya. Selang beberapa detik, selanjutnya tangan kanan yang terdapat memar itu menarik dasi Jungkook yang menggantung bebas, alhasil Jungkook tertarik mendekat ke wajah Mirae.

"Tidak bisakah kau mengabaikan ku saja? Ada apa denganmu, sebelumnya tidak begini kan? Huh?" Tanya Mirae menuntut namun ada sedikit nada memohon.

"Aku tidak suka melihatmu seperti ini". Ucap Jungkook halus.

"Maka dari itu biarkan aku, berhentilah melapor pada Appa, kau juga tidak akan melihat aku yang seperti ini".

"... Tapi aku juga tidak jauh berbeda dengan Appamu, aku tidak tahan lagi melihatmu sesukamu di luar sana.

Sudut bibir Mirae bergetar, lalu tertawa kecil, mendorong Jungkook hingga limbung, lalu mendudukkan dirinya.

"Brengsek!" Mirae mengumpat, "keluar!"

Jungkook membuang napas kasar, "setidaknya biarkan aku mengobati lukamu". Jungkook menahan emosinya, berusaha untuk berkata sehalus mungkin. Jungkook hendak membuka kotak P3K namun Mirae menolak, "Aku bilang abaikan saja aku. Jadi tidak perlu repot-repot mengurus ku".

Jungkook masih bisa menahan emosinya, "Akan aku bawakan makanan lagi".

"Akan aku buang lagi". Mirae menjawab secepatnya yang membuat Jungkook tidak dapat menahan emosinya lagi.

"Kau..." Sorot mata Jungkook menghitam tajam, menusuk, tapi Mirae lebih suka melihat Jungkook yang jengkel, karena ia merasa puas.

"KELUAR!" Mirae berteriak kencang. Alhasil Jungkook menyerah saja, ia keluar tanpa berniat kembali ke kamar malam itu.

——————