Gemirik musik memenuhi ruangan salah satu Bars and Club terbesar di distrik Gangnam. Di depan Klub, seorang pria tampan dengan setelan jas hitamnya dan rambut tersisir rapi ke belakang membukakan pintu mobil untuk Jeong Hea. Moon Jeong Hea, gadis itu pun keluar dengan ragu-ragu. Tak pernah ia datang ke tempat semacam ini sebelumnya.
"Pegang erat tanganku, jangan sampai kamu jatuh!! Jangan sampai kamu mempermalukan ku di depan rekan bisnisku!!! " Ujar Man Shik pria berjas hitam tersebut sambil setengah hati membantu Jeong Hea keluar dari Mercy Maybach hitam mengkilat tersebut.
Jeong Hea hanya terdiam tanpa sepatah kata meskipun ingin sekali hatinya membawa kakinya untuk berlari kembali ke bilik kamarnya dan memilih berselimut di sana. Jika tidak paksaan kakak tertua dari ibunya, ia tidak ingin datang menemani pria sombong dan kasar ini. Toh ManShik pun membawanya dengan terpaksa.
"Ingat!! Jangan terlalu banyak bicara dengan teman-temanku, aku masih ragu mengakuimu sebagai apa!! Jika bukan karena perintah Kakek, aku tidak akan sudi membawamu kemari!! " Ujar Man Shik sambil menatap lurus ke depan.
Bah!!! Siapa juga yang sudi menemanimu!! Pria sepertimu pantasnya digantung di dapur kafe Ibu Chun Hi agar tikus di sana semua takut padamu. Batin Jeong Hea kesal.
"Berdiri atau duduk saja jauh-jauh dariku sambil menungguku!!" Tukas Man Shik ketus sambil memasang wajah palsu seolah menikmati menggandeng Jeong Hea di sisinya.
Saat berada di dalam ruangan bar Executiv, bunyi suara musik terdengar lebih keras. Dengan langkah yang seolah dibuat tenang padahal malu Man Shik membawa Jeong Hea menemui teman-temannya yang mereka sedang asik menikmati whiskey duduk mengitari meja kaca berbentuk lingkaran besar, sedangkan di sudut yang lain para gadis sedang berkerumun merayu seorang pemuda berparas sangat tampan dengan hidung tinggi. Sambil menikmati cemilan manis di atas meja, mereka pun membicarakan Man Shik yang baru saja datang dengan perempuan yang jauh dari kata menarik tidak seperti biasanya, karena biasanya Man Shik selalu menggandeng wanita yang sangat menarik dengan pakaian yang begitu berani dan menantang.
"Lihatlah gaunnya redup sekali, ah jauh dari kata bagus!!" Ujar salah satu gadis.
"Gadis dari desa mana yang dibawa Man Shik hari ini?? Apa seleranya sudah turun drastis?" Sela gadis lain dengan tatapan heran yang duduk di meja yang sama.
"Wajahnya juga tidak menarik. Ah, selera Man Shik kali ini benar-benar payah!!!" Sahut gadis lain sambil berdecak kecewa.
"Jadi Tuan Jung, tentukan mulai malam ini kau akan berkencan dengan siapa salah satu dari kami. Kami bersiap menunggu jawabanmu. " Rayu gadis lain lebih fokus pada pria yang sedang mereka dekati.
"Aku sedang tidak berminat dengan hubungan, apalagi one nite stand bersama salah satu dari kalian! Aku pergi saja!! " Pria bertubuh tinggi itu berdiri dengan satu pandangan saja sudah menarik perhatian karena tubuhnya yang tinggi tegap dan kharismanya yang menonjol berbeda dengan pria-pria yang datang di pesta itu malam ini.
Secara tak sengaja Jeong Hea pun sempat menatap sekilas pada pria itu, sembari menarik rambut lurusnya dan mengibaskan ke belakang. Pasti salah satu pria yang sama dengan Man Shik.
"Neraka apa yang sedang aku masuki???" Gumam Jeong Hea semakin merasa tak nyaman karena dikelilingi orang-orang asing dan kemungkinan besar setype dengan Man Shik.
"Dou Man Shik, tidak biasanya kau menjadi begitu romantis sekali?? Takut gadismu hilang ya?? Jangan khawatir kami sama sekali tidak berminat dengan type seperti ini!! " Ejek salah satu dari teman ManShik yang melihat Jeong Hea melingkar kan tangannya ke lengan Man Shik.
Diperlakukan demikian seketika mata Jeong Hea melotot tajam, dan mata tajam Man Shik mengarah kepadanya. Hingga membuat Jeong Hea hanya menahan sesak di dadanya ingin sekali memukul mulut pemuda yang barusan berbicara itu dengan hak sepatunya yang tinggi itu.
" Sudahlah, kalian tau, aku sedang kehilangan selera humorku!! Jadi jangan coba-coba menggangguku dengan ocehan kalian!! " Sahut Man Shik menghalau para sahabatnya agar tidak lagi menganggap kehadiran Jeaong Hea di antara mereka.
Dengan satu anggukan Man Shik memberi isyarat pada Jeong Hea untuk menjauh darinya sebelum para sahabatnya membullynya dengan yang lebih parah lagi. Dengan tatapan cemberut dan kesal karena tak bisa membalas kata-kata mereka, Jeong Hea pun terpaksa menuruti.
.
.
.
.
.
Sementara di luar ruangan Jung Kyun Young memantik korek apinya dan menyulutkan ke ujung batang rokok berwarna putih dan menghisapnya satu hisapan. Dari balkon bar ia menatap gemerlap lampu kota Gangnam dengan berbagai warna. Suasana hatinya sedang kosong. Gadis yang ia tunggu tidak juga menghubungi nya. Kyun Young mengutak atik ponselnya, mengirim pesan pada gadis itu namun masih saja tidak berbalas. Ia adalah pria bertubuh tinggi tegap dan berparas sempurna dengan wajah yang bersinar yang baru saja keluar dari ruangan Executiv bar itu.
Kemana perempuan ini??? Dibaca pun tidak!!! Gerutu Kyun Young dalam hati.
Tak lama berselang, ia memilih sebuah nomor ponsel, nama sekretaris Sun terterta di atas ponselnya. Namun panggilan itu tak bersambut. Gadis itu tak menjawab panggilannya. Ia memutuskan meninggalkan bar dengan sedan hitamnya meninggalkan bar karena moodnya tak juga berubah meski telah menghibur diri di sana. Ia pun menyedot lagi rokoknya dalam-dalam menahan amarah dan juga rindunya kepada gadis tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
Sementara dari dalam klub, Jeong Hea berlari ke arah keluar dengan mengangkat tinggi-tinggi gaun panjangnya dan berlari ke segala arah asalkan bisa menghindari kejaran Man Shik. Jeong Hea lari dengan terburu-buru karena pria yang bersamanya tadi pasti benar-benar dibuat marah dengan ulahnya.
"Perempuan kurang ajar!!!! Awas kamu!!! Mau lari kemana kamu!!!! " Teriak Man Shik dari arah belakang.
Jeong Hea mengerutkan wajah memandang aura Man Shik yang menakutkan sedang berlari mengejarnya. Bisa-bisa jika tertangkap ia bisa ditelan hidup-hidup.
Jeong Hea berlari kemana pun arah yang memungkinkan ia bisa lepas tanpa alas kaki yang memang entah ia lepas dimana yang penting ia dapat lepas dari kejaran Man Shik. Ia berlari ke padang rumput yang gelap dan sepi, namun suara Man Shik pun masih terdengar berteriak memanggil namanya, ia terus-terus berlari meskipun kakinya terluka.
Hingga Man Shik merasa nafas di tenggorokannya habis dan kakinya sudah lelah berlari, "Hhhhh, Gadis sialan itu kuat juga berlari. Awas jika berlari lagi aku cekik dia!!! Beraninya dia mempermalukan aku!!! "
Jeong Hea terus saja berlari sambil sesekali menengok ke belakang. Hingga ia sampai di pinggir jalan raya pun ia masih saja berlari. Hingga akhirnya ia sampai di deretan mobil yang terparkir di departemen store. Jeoang Hea mengatur nafasnya dan duduk meringkuk di salah satu mobil di sana.
"Jeong Hea!!! " Panggil sebuah suara. Badan gadis itu kembali bergetar, belum selelsai gadis itu mengatur nafas namun ia harus kembali panik dan tak bisa berpikir lagi.
Sementara dari kejauhan Man SHik sudah dijemput oleh sopir pribadinya dan kembali memcari Jeong Hea. Ia yakin sempat melihat Jeong Hea masuk ke area parkir deptstore ini.
"Kemana gadis sialan itu!!! " Gerutu Man Shik masih celingukan dari dalam mobil, tatapannya masih mencari Jeong Hea.
Dalam keadaan masih menunduk, Jeong Hea mencoba membuka pintu-pintu mobil di sana barang kali ada yang terbuka. Namun tidak satupun. Sebelum semakin ketahuan cara satu-satunya adalah dengan memecahkan kaca mobil. Dengan bantuan batu besar di dekat tanaman yang ia lihat, gadis itu mengambil batu tersebut dan memecahkan kaca bagian belakang sebuah mobil sedan berwarna hitam legam. Sambil menangis gadis itu membuka pintu mobil dan berusaha mematahkan kaca jendela mobil yang masih menancap. Ia tak lupa menendang bekas pecahan kaca yang tercecer di tanah. Kemudian ia mencoba sebisa mungkin masuk kedalam jendela mobil tersebut. Alhasil tangan dan tubuhnya tergores di sana sini.
Tubuh mungil Jeong Hea masih bergetar, hingga saat Man Shik melewatinya, cahaya dari lampu sorot mobil mulai membentuk bayangan di jok belakang mobil yang ia gunakan untuk bersembunyi. Untungnya Man Shik tak menyadari suara pecahan itu dari mana asalnya.
Lama Jeong Hea bersembunyi di sana, ia masih tak berani keluar meski suara Man Shik sudah tidak lagi terdengar memanggil-manggil namanya. Tubuhnya kini lelah. Kehausan dan tenggorokannya semakin mengering. Dan dalam kelelahannya itu ia tertidur.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah puas berbelanja kebutuhan rumah, Kyun Young kembali ke dalam mobil dan bergegas ke rumah, hatinya sudah berubah senang lantaran Sekretaris Sun sudah membalas pesannya dan mengatakan akan kembali esok sore dari luar negeri. Dan ia merencanakan membuat ruangan tempat tidur yang indah untuk menyambut kedatangan Sekretaris Sun besok. Bayangannya tertuju pada sebuah kamar hotel yang akan ia pesan khusus untuk Sekretaris Sun dengan dekorasi yang super romantis berwarna keemasan dihiasi mawar merah karena itu warna favorit gadis itu.
Saking semangatnya ia membuka kunci mobilnya dan menaruh barang belanjaan di jok belakang mobil. Namun karena suasana sangat gelap, ia tidak menyadari, ada seseorang yang sedang tertidur di lantai belakang mobilnya, duduk bersembunyi sambil meringkuk dengan tubuh yang dingin dengan gaun yang sudah robek di sana sini, dan kini tertutup dan makin tidak terlihat karena tumpukan barang belanjaannya yang banyak.
Dan saat Kyun Young menjalankan mobilnya, ia pun membawa Jeong Hea tanpa ia sadari. Jeong Hea pun saking lelahnya ia tidak menyadari mobil Kyun Young mulai bergerak dan membawanya pergi.
.
.
.
.
.
( ˘ ³˘)♥( ˘ ³˘)♥( ˘ ³˘)♥( ˘ ³˘)♥
Halllooo Dear kangen sama kalian semua, 😍😍😍😍
Twisted Twin tetap berlanjut ya....