Aku memandangi langit kelabu yang sedang mencurahkan kepingan-kepingan es yang berkilauan. Suasana yang tenang dan dingin membuatku merasa nyaman. Ditambah secangkir teh melati panas, rasanya seolah-olah jiwaku sedang ditenangkan oleh alam.
Aku mendengar pintu kamarku diketuk.
"Masuk saja," ujarku pelan.
"Selamat malam, Nona," seorang pelayan membungkuk dengan penuh hormat kepadaku.
Aku tidak mengacuhkannya. "Ada apa?"
"Kami berhasil menangkap penyusup yang selama ini mengacaukan perpustakaan pribadi anda."
Ah, ya. Sudah seminggu ini perpustakaan pribadi yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalku selalu berantakan bak diserang oleh angin topan. Awalnya aku tidak begitu terganggu, namun karena sudah terjadi 5 hari berturut-turut, aku tidak dapat membiarkannya lagi. Karena itulah aku menyuruh para pelayanku untuk menangkap pengacau itu.
"Bawa dia ke hadapanku," perintahku dingin.