Bandung, Indonesia.
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat. Kota Kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya.
Bagi Freya kota ini adalah rumah keduanya. meskipun ia bukan tercatat sebagai warga negara disini namun dalam tubuhnya tetap mengalir darah negri yang terkenal ramah tamah ini dan negri yang terkenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
dari Jakarta menuju Bandung, Freya dan Daniel menjajal naik kereta. bagi Daniel ini adalah pengalaman pertama mengunjungi negeri dan kota ini.
dipintu keluar stasiun, Raya sudah menunggunya dengan penuh antusias menyambut sahabatnya itu.
" Freya !!"
gadis itu melambai-lambai kan tangan ketika matanya menangkap sosok yang dikenalnya berjalan dengan seorang pria tampan berkaca mata minus itu.
Raya mengernyitkan keningnya.
" ia kemari dengan pria tampan siapa lagi ? itu bukan Kevan."
gumamnya penasaran.
" Hi, Raya. "
sapa Freya langsung memeluk tubuh Raya dan saling beradu pipi kanan dan pipi kirinya.
" siapa dia ? kok bukan Kevan ?"
Raya berbisik menggunakan bahasa Indonesia.
" ngapain pake berbisik, kamu teriak pun dia gak bakalan ngerti."
Balas Freya tertawa. Raya pun ikut tertawa.
sementara Daniel terlihat canggung dan bingung melihat tingkah dua gadis itu.
" oke, Daniel. Introduce this is my friend, named Raya Aziza. she is a lovely girl and you will love it."
ucap Freya pada Daniel.
tiba-tiba Raya menyikut lengan Freya sambil melotot.
" apaan sih, Ray."
" Hi, Raya. i am Daniel."
ucap Daniel seraya mengulurkan tangannya pada Raya.
" hi, Daniel. senang bertemu dengan anda."
balas Raya menyambut tangan Daniel.
Daniel hanya mengangguk dan tersenyum.
" ayo, kalian sekarang ikutlah denganku."
ajak Raya sambil menarik tangan Freya ke arah parkiran mobilnya.
sedangkan Daniel malah ditinggal dibelakang sambil menggusur dua koper milik Freya dan dirinya.
" Pak Asep, tolong bantu koper teman saya masukkan ke mobil ya !!"
pinta Raya pada sopirnya yang tengah menunggu didepan mobil.
" Baik, Non."
kata Bapak separuh baya itu.
setelah itu mereka pun melaju meninggalkan stasiun.
Daniel tampak duduk dikursi penumpang depan sebelah sopirnya. sedangkan Raya dan Freya duduk dikursi penumpang bagian belakang.
" apa kita akan ke rumahmu, Ray ?"
tanya Freya pada Raya.
" Tidak, Fre. sekarang aku tidak tinggal dirumah lagi. aku tinggal di apartemen yang tidak jauh dari resort tempatku bekerja."
jelas Raya.
" ternyata kamu bisa juga ya mandiri."
ucap Freya kagum.
" Lebay deh."
ledek Raya.
selama diperjalanan sambil menunggu kemacetan yang luar biasa dikota ini, mereka asik mengobrol kesana kemari sambil diselingi tertawa ringan.
sedangkan Daniel hanya bisa duduk manis menjadi pendengar setia mereka yang lebih sering menggunakan bahasa Inggris itu. tapi terkadang Daniel harus mengernyitkan dahinya kala mereka keceplosan bercanda menggunakan bahasanya sendiri.
sesekali Raya memperhatikan sosok Daniel dari belakang. dan Freya ternyata memperhatikannya.
" hey, apa kau menyukainya ?"
bisik Freya pada telinga Raya.
Pipi Raya langsung merah merona. Freya baru kali ini melihat rona merah yang tiba-tiba itu dari pipi sahabatnya.
" tenanglah, Ray. dia masih jomblo kok."
bisiknya lagi.
" Fre, aku hanya heran saja. kenapa dari dulu kamu selalu dikelilingi pria-pria ganteng ? dulu Revan lalu Kevan, dan sekarang Harry Potter kamu bawa kemari juga."
mendengar itu Freya reflek tak bisa menahan tawanya.
' ha ha ha ha '
Daniel saat itu menengok ke belakang melihat Freya yang tengah tertawa renyah itu.
Daniel pun tersenyum padanya. walaupun ia tidak paham apa yang membuat Freya sampai terlihat sebahagia itu, tapi setidaknya itu akan mengurangi beban stress yang tengah dihadapinya.
.
.
.
.