"Pangeran, lepaskanlah Nyonya. Nyonya sudah tidak bisa bernapas." Tiba-tiba, pelayan Yi Xiangnong melangkah dan berusaha untuk menghadang, namun Yuhao dengan sigap menghalangnya.
Mo Liancheng merenggangkan sedikit tenaganya, kemudian melihat dengan tatapan mengerikan. "Bagaimana rasanya kesulitan untuk bernapas?"
"Pang, Pangeran… Huk, uhuk… Kenapa?"
"Dua hari ini saya sudah memberimu waktu yang cukup untuk bernapas. Kamu harusnya sudah puas." Mo Liancheng mengatakannya dengan datar, namun tenaga cengkeramannya yang sudah dilonggarkan perlahan semakin menguat. Dia menatap wajah Yi Xiangnong yang kesulitan bernapas tanpa perasaan sedikit pun. Dilihatnya mata selirnya itu yang sudah memancarkan rasa takut akan kematian. Namun, dia sangat menikmati ekspresi gadis yang semakin sesak napas itu, kemudian setelahnya melonggarkan cengkeramannya saat selirnya tersebut hampir mati.