"Pangeran Kedelapan, Anda sudah datang."
"Pangeran Kedelapan, kenapa datang terlambat? Putra Mahkota tadi sempat mencari-cari Anda."
"Pangeran, kenapa tidak ke sana menyelamati Kakak Pertama?"
Orang-orang berdatangan dan datang memberi hormat. Cangkir demi cangkir arak dituang tak habis-habisnya. Qu Tan'er pun merasa bosan dan heran, orang-orang ini memanggil mereka dengan sangat akrab, seperti sudah mengenal sejak dulu. Padahal, dirinya tidak mengenal salah satu pun dari mereka.
Sejak awal, ke mana pun Mo Liancheng pergi, Qu Tan'er akan mengikutinya. Ada orang yang melindungi di depannya memang terasa berbeda. Karena ke mana pun suaminya pergi, tidak peduli ada berapa orang menghadang di depan, mereka pasti akan memberi lewat dengan hormat kepadanya. Walaupun tidak berhasil menjadi Putra Mahkota, tetap terlihat jelas kalau kedudukan pria itu berbeda dengan pangeran lainnya.