"Ada sekelompok pembunuh sedang mengikuti kita," ujar Mo Liancheng dengan suara seraknya.
"Apa?" Qu Tan'er tercengang.
Pembunuh?! Bisa-bisanya pria keparat ini mengatakannya dengan santai? Apa Jingxin mereka bisa selamat? Pikiran Qu Tan'er penuh dengan pertanyaan. Dengan marah dia menyambar kerah Mo Liancheng dan mendamprat, "Kalau begitu kenapa kamu suruh mereka turun dari kereta? Apa kamu ingin mencelakakan mereka?"
"Tujuan pembunuh itu adalah aku," jawab Mo Liancheng sambil menggenggam tangan kecil Qu Tan'er. Tangannya yang satu lagi memeluk istrinya dengan erat, dia sangat menikmati rasa saat gadis itu mendekat.
"Begitu? Jadi…?!" Kalau bukan aku yang diincar, kenapa aku harus ada di sini? Pikir Qu Tan'er.