"Kamu mungkin sudah mendengar semua yang aku katakan tadi." Mo Liancheng berdiri di tempat dengan tenang. Di wajahnya terulas senyum datar. Dia tidak takut sama sekali dengan pria berbaju hitam di depannya itu.
"Maksud Pangeran, kalimat yang mana?" ucap pria baju hitam itu dengan sinis.
"Kata Pangeran, siapapun yang masuk ke kamar tidurnya, masuk hidup-hidup dan keluar tanpa napas." Qu Tan'er dengan baik hati membantu menjawab pertanyaan pria berbaju hitam itu. Meskipun dia bukan teman yang sehati dengan Mo Liancheng, tapi Qu Tan'er yakin bahwa yang dimaksud adalah kalimat itu.
"Oh, begitu?" Pria berbaju hitam memandang lekat-lekat Qu Tan'er.
"Dia juga mengatakan, siapapun yang menyentuh barangnya boleh memilih cara untuk mati. Menurutku, kamu akan lebih cocok cara kedua, menyayat leher sendiri." Qu Tan'er melanjutkan ucapannya.