Dalam sekejap perilaku Qu Tan'er berubah 180 derajat. Dia memasang ekspresi merana dan ketakutan. Ekspresi itu dilakukannya dengan sempurna, tidak boleh ada yang kurang ataupun lebih.
"Pangeran, aku benar-benar tidak bersalah. Aku benar-benar tidak pernah menyentuh barang-barang di kamar ini. Aku benar-benar hanya berbaring di ranjang saja. Aku benar-benar bukan sengaja masuk ke sini, aku benar-benar tidak mau membuatmu marah. Mohon maafkan kesalahan Tan'er." Kalimat demi kalimat ditambahkan "benar-benar" oleh Qu Tan'er dan diucapkannya dengan nada yang lebih berat.
Sebodoh apapun Qu Tan'er, dia tahu bahwa situasi saat ini agak aneh. Ada yang tidak beres. Ditambah lagi, dia tidak bodoh sama sekali.
Tiba-tiba Mo Liancheng bertanya, "Lalu?"
"Pangeran, kamu punya hati yang besar. Kamu tidak mungkin mempersulit Tan'er seperti ini."
"Oh ya?"