"Aku bilang, aku ingin tahu alasan dan penjelasan! Apakah Kakak mengerti?" Nada suara Mo Jingxuan terdengar sangat tegas.
Mo Liancheng terdiam karena dia juga memiliki rasa bersalah terhadap Pangeran Keempat Belas itu. Akhirnya, dia mengambil sebuah buku yang berada di sebelah rak buku, lalu dia membukanya dan mengeluarkan sepucuk surat. "Ini dari ayah. Lihatlah, itu surat yang ditinggalkan oleh Kakek Huang. Setelah membacanya dan melihat isinya… Kamu pasti akan merasa tercengang. Kamu juga tidak akan lagi terus merengek dan berkata sembarangan."
Mo Jingxuan mengambil surat itu dan melihatnya dengan penuh rasa ingin tahu. Ketika selesai membacanya, dia mematung di tempatnya berdiri, kemudian berkata, "Kakak Kedelapan… Bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang dimaksud dengan usia 25 tahun? Apa yang akan terjadi selanjutnya?"