Selama beberapa saat, suasana di ruang belajar menjadi sangat sunyi. Mo Jingxuan dipenuhi dengan rasa khawatir. Dia beralih menatap orang lain yang juga ada di sana. Dia mengira mereka hanyalah bercanda, tetapi ekspresi dua orang itu sulit untuk dijelaskan.
"Kakak ipar?" Mo Jingxuan merengek.
"Aku lelah dan ingin tidur." Jika Qu Tan'er mengatakan ingin tidur, dia akan benar-benar tidur. Dan ketika matanya mulai terpejam, dia sungguh akan tertidur.
"Kakak Kedelapan?"
"....." Mo Liancheng hanya terdiam.
"Kakak ipar, bicaralah walau hanya sepatah kata."
"..." Qu Tan'er juga hanya terdiam.
"Kakak Kedelapan, Kakak ipar, kalian jangan bercanda. Jika tidak, aku akan benar-benar mati dengan sangat menyedihkan. Kalian tidak ingin mengumpulkan abu tubuhku di siang hari, kan?"
