"Kalau tidak berani, kenapa kamu masih cerewet?" tukas Qu Tan'er dengan kesal. Namun saat membicarakan tentang Mo Liancheng, ekspresi wajahnya sedikit berubah. Dia berpikir apakah dirinya memiliki rasa suka pada Mo Liancheng walaupun hanya sedikit, tapi dia sendiri tidak tahu jawabannya.
"Saya hanya ingin bilang, Nona sebenarnya tidak tega dan tidak ingin meninggalkan Pangeran."
"Jingxin, kamu kurang kerjaan ya?" ujar Qu Tan'er sambil menyipitkan matanya dengan galak.
"Saya pergi dulu, Nona. Saya masih ada urusan." Jingxin yang mengetahui bahwa situasi dengan tidak baik bergegas pergi setelah mengoleskan obat.
Qu Tan'er pun tinggal sendiri di kamarnya. Suasana sangat hening, namun hatinya semakin gundah, pikirannya juga semakin pusing dan mumet.