"Aku merasa tidak berguna jika tidak bisa memberikanmu seorang putra atau putri. Aku ...,"
"Hentikan itu, Sayang!" sela Adnan sebelum Binar melanjutkan kalimatnya.
Adnan mencium bibir Binar sekilas berniat untuk menghentikan apa yang dikatakan oleh istrinya itu. Dia tidak suka jika Binar berkata seperti itu karena hal itu bukanlah hal yang bisa ditebak dengan mudah. Sebagai manusia hanya bisa berdoa dan berusaha.
Binar memeluk Adnan, dia berasa beruntung memiliki pria seperti dia yang menjadi suaminya. Dia benar-benar mencintai Adnan dan tidak ingin kehilangan sosoknya dalam kehidupannya hingga tua nanti.
"Ada apa denganmu, Sayang? Mengapa kamu seperti ini? Aku tidak pernah mempermasalahkan semua itu?" Adnan bertanya pada Binar.
Mendengar pertanyaan Adnan membuat Binar terdiam, dia juga tidak tahu mengapa mengucapkan kata-kata seperti itu. Karena itu muncul dengan tiba-tiba dan begitu saja keluar dari mulutnya.