"Anda, tidak perlu mengatakan semua ini. Karena aku sudah siap dengan semuanya!" ujar Binar.
Tanpa banyak bicara lagi, Binar langsung menutup sambungan teleponnya. Dia sudah cukup mendengarkan semua ancaman dari Jae-Hua, dia adalah ibu mertuanya tetapi tidak terlihat seperti itu.
Dulu sempat terpikir bagaimana ibu mertuanya, apakah akan bersikap baik padanya atau bersikap cerewet. Binar tidak mengira jika yang didapatkan adalah ibu mertua yang kejam pada putranya sendiri.
"Kamu sudah bangun?" tanya Adnan yang baru saja masuk ke dalam kamar.
"Iya. Baru saja aku terbangun setelah mendengar suara ponselku yang terus saja berdering!" jawab Binar sembari menghempaskan dirinya di atas sofa.
"Ada apa denganmu? Apa ada yang membuatmu kesal?" Adnan kembali bertanya sembari duduk di sampingnya.
Binar pun mengatakan jika yang menghubunginya adalah wanita itu, seperti biasa yang diajarkannya adalah ancaman agar dirinya bersiap-siap.