Binar membuka kedua matanya, dia menyapu sekeliling ruangan dan dia tidak mengenali rumahan ini. Kepalanya masih terasa seberat, dia tidak tahu apa yang terjadi padanya.
"Sayang, bagaimana keadaanmu?" Adnan bertanya dengan lembut.
"Di mana ini?" tanya Binar tanpa menjawab pertanyaan dari Adnan.
"Rumah sakit," jawab Adnan singkat.
Rumah sakit. Binar kembali mengingat apa yang sudah terjadi. Dia pun berusaha dengan keras untuk mengingat apa yang sudah terjadi.
"Bi ... aku akan mengurus semua yang berkaitan dengan pemakaman Belva. Aku harap kamu bisa kuat dan ingat Bi, semua ini adalah rencananya. Jadi kamu tidak boleh lemah atau lengah sekalipun." ucap seseorang yang baru memasuki ruangan, dia tak lain adalah Bianca.
"Dia menginginkan dimakamkan tepat di samping ibunya," timpal Binar yang berusaha untuk mengubah posisi tidur menjadi posisi duduk.
"Iya aku tahu, dia sudah pernah mengatakannya padaku." Sambung Bianca.