"Hentikan Adnan," Binar berkata dengan lirih sembari melenguh.
"Kamu yang memulainya dan aku akan mengakhirinya!" balas Adnan sembari tangannya terus mainkan mutiara kecil milik Binar.
Adnan melihat sejenak wajah Binar yang sudah tidak bisa menahan hasratnya. Dia langsung mengecup lembut mutiara kecil itu, sesekali dia menyapunya dengan lidah secara lembut.
Lenguhan demi lenguhan terdengar begitu menggoda. Adnan semakin ingin membuat Binar melenguh lebih keras lagi.
Binar menggeliat, "Adnan...."
"Teruslah memanggilku, Sayang." Adnan berkata dengan penuh hasrat.
Binar sudah merasakan ada yang aneh dengan lukanya. Namun, Adnan membuatnya menghempaskan semua itu. Rasa nikmat dari setiap permainan Adnan itu sangat menghanyutkan.
Adnan sudah tidak bisa menahannya lagi, dia memainkan kejantanannya sesaat lalu memasukkannya ke bagian kewanitaan Binar. Perlahan demi perlahan dia memaju mundurkan tubuhnya. Sehingga kejantanannya itu merasakan kenikmatan begitu pula dengan Binar.