Malam ini terasa sangat dingin, meski keadaan ruangan kamar terasa hangat. Tubuh Binar menggigil, tubuhnya terasa panas. Luka di dada dan lehernya pun terasa nyeri.
Saat ini Adnan sedang di ruang bacanya, dia sedang memeriksa beberapa dokumen. Karena pekerjaannya itu, dia melupakan Binar yang sedang di dalam kamarnya seorang diri.
"Tuan, ini sudah larut. Apakah Anda tidak khawatir dengan, Nona Binar?" ujar Candra sembari merapikan dokumen yang sudah diperiksa oleh Adnan.
Adnan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Benar saja, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Dia pun menutup dokumen terakhir yang sudah diperiksanya.
Dia beranjak lalu berjalan ke luar dari ruang baca menuju kamarnya. Dia menelusuri anak tangga, melangkah dengan santainya lalu berhenti tepat di depan pintu kamarnya.
Adnan membuka pintu kamarnya perlahan agar tidak menimbulkan suara dan bisa mengganggu Binar. Dia melihat ada yang aneh dengan Binar, Adnan mempercepat langkah kakinya.