"Cepat tampar aku, Adnan! Karena aku pantas mendapatkan tamparan itu bahkan lebih," seru Binar dengan air mata yang menyembur keluar.
Adnan langsung memeluk istrinya itu, dia tidak rela jika Binar terus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Sovia. Semua ini adalah takdir bagi Sovia dan orang-orang yang ditinggalkan.
"Apa dengan menampar dan memukulmu itu bisa membuat Sovia kembali hidup? Apa dengan menyakiti dirimu sendiri biasa membuatnya hidup? Apa dengan terus menyalahkan dirimu akan membuatnya kembali hidup?" tanya Adnan sembari terus memeluk Binar.
Binar terus meronta dan menyalahkan dirinya, dia sungguh merasa berdosa karena tidak bisa menyelamatkan Sovia. Sahabat macam apa dirinya yang tidak bisa menepati janjinya sendiri untuk melindungi orang-orang terdekatnya.
Hingga akhirnya Binar pun terkulai lemas dan tidak sadarkan diri. Pakaian yang digunakannya sudah kotor dengan noda merah yang berasal dari luka di pinggangnya.